INGAT pandemi Covid-19 di Indonesia belum berakhir. Itu pesan Presiden Joko Widodo, karenanya masyarakat diingatkan untuk terus waspada.
Pesan ini disampaikan agar masyarakat tidak sampai terbuai dengan jumlah kasus positif yang terus menurun.
“Dari hari ke hari, situasi pandemi Covid-19 di tanah air kian membaik. Tapi pandemi belum berakhir. Kita tetap fokus pada dua hal: vaksinasi yang dipercepat dan protokol kesehatan yang terus diperkuat,” tulis Jokowi dalam akun Instagram @jokowi, Senin (11/10/2021) seperti dikutip sejumlah media.
Pesan ini disampaikan sebagai bentuk keinginan agar masyarakat senantiasa berupaya menghindarkan diri dari paparan virus corona.
Data Satgas Penanganan Covid-19 menyebutkan jumlah kasus baru secara bertahap sejak awal Agustus lalu terus melandai setelah sempat melonjak di angka 56 ribu kaus per hari.
Pada Minggu (10/10/2021), kasus baru kembali di bawah angka 1.000, tepatnya 894. Sedangkan kasus aktif ( pasien Covid-19 yang masih dalam perawatan baik di rumah sakit rujukan maupun isolasi mandiri) sebanyak 24.430 orang. Jauh menurun dari sebelumnya mencapai di atas 500 ribu pada puncak lonjakan kasus pertengahan Juli lalu.
Artinya dalam waktu sekitar 11 pekan, kasus positif ditekan dari 50 –an ribu menjadi ratusan kasus, sementara kasus aktif dari 500-an ribu menjadi 20 –an ribu.
Dan, yang menggembirakan kita adalah penurunan kasus dalam kondisi konstan, tidak lagi fluktuatif dan dinamis. Ini indikator bahwa kasus Covid telah terkendali yang disertai pula menurunnya angka kematian dari ribuan kasus menjadi puluhan kasus.
Tetapi seperti telah diingatkan bahwa Covid-19 belum berakhir, tak hanya di dunia, juga di negeri kita. Bahkan, sejumlah negara saat ini sedang memberlakukan lockdown karena lonjakan kasus positif, yang berarti tingkat penularan virus corona sedang meningkat di negara tersebut.
Tak sedikit negara yang sekarang sedang berjibaku menurunkan kasus positif, sebelumnya cukup lama meniadakan pembatasan menyusul terkendalinya kasus Covid.
Siapa sangka, lonjakan kasus datang menerpa. Kita, tentu ingin seperti itu. Siapa pun tak berkehendak kasus melonjak lagi yang berdampak ditariknya rem darurat alias pembatasan aktivitas masyarakat kembali diperketat.