JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ketua organisasi masyarakat (ormas) di Tangerang, diserang sekelompok orang yang tidak dikenal saat sedang memarkir.
Akibatnya, korban bernama Dani Deblenk yang tidak lain merupakan Ketua Ranting PP Kecamatan Pondok Aren, harus mengalami luka bacok.
Pakar Sosiologi Universitas Indonesia, Evy Clara, menyebut, bentrokan yang terjadi diduga karena ada perebutan lahan.
"Namanya ormas kan punya wilayah masing-masing, jadi sepertinya ada lahan-lahan mereka yang direbut atau gimana," ujarnya dikonfirmasi Minggu (10/10/2021).
Selain dugaan perebutan lahan, Evy menduga bahwa ketua ormas tersebut diserang karena ada anggota ormas yang membuat konflik dengan ormas lain.
"Sehingga menyebabkan dendam, kalau gak ada konflik gak mungkin ya," jelas Evy.
Kemungkinan lain adalah para pelaku memang sengaja mencelakai korban dengan maksud ingin melakukan aksi kejahatan.
"Namun ini masih dugaan ya, karena ada korbannya," ucap dia.
Evy juga menduga, pada masa lampau, ada perebutan lahan yang terjadi. Karena tidak terselesaikan, kemudiam dendam tersebut muncul kembali.
Sehingga, para pelaku yang melakukan pengeroyokan diduga bukan dendam secara pribadi, melainkan dengan ormas tersebut.
"Ini juga bukan dendam antar pribadi tapi dendam dengan ormasnya kemudian dia menandai dengan atributnya," tuturnya.
Disamping itu, lanjut Evy, ada tujuan-tujuan lain yang dilakukan oleh anggota ormas ketika masuk ormas. Salah satunya untuk tujuan membanggakan diri mereka.
"Ada yang anggota-angotanya di samping ikut ormas ada tujuan seolah galak kemudian ditakuti karena ini daerah dia, kadang orang memberikan iuran akhirnya menjadi kewajiban tapi dia merasa membanggakan dirinya bahwa dia dilegalkan pemerintah," urainya.
Terpisah, pakar Kriminolog Universitas Indonesia, Josias Simon mengatakan hal yang sama. Kemungkinan pengeroyokan terjadi karena permasalahan lama, yakni soal lahan.
"Kemungkinan karena masih tersisa masalah lama yang belum tuntas seperti perebutan lahan atau wilayah atau ada masalah baru yang memicu pertengkaran atau perkelahian tersebut," kata Josias melalui pesan singkat.
Menurutnya, dalam hal ini, perlu ada mediasi yang dilakukan oleh pihak kepolisian, Pemda dan kerjasama pengelola keamanan setempat.
"Harus ada mediasi dari pihak kepolisian, Pemda dan kerjasama pengelola keamanan setempat," jelas Josias.
"Harusnya ada kesepakatan yang di mediasi Pemda," sambungnya. (Cr01)