Lanjutnya, dia juga melakukan pengembangan rasa yang membuat bawang gorengnya lebih unik dan menarik.
Rasa pertama yakni terasi bawang (siwang), kemudian muncul cabe bawang (cawang), dan bawang keju (wangju).
“Jadi bawangnya itu digoreng dulu, terus abis itu di-spinner, kami keringin dari minyaknya ya, biar lebih tahan, karena kita kan memang awet sampai enam bulan. Terus terasinya kita goreng sendiri, jadi nanti prosesnya itu diaduk (bawang dan terasi),” jelasnya.
Sampai Bali
Kata dia, pengiriman produk bawang goreng tersebut paling banyak berada di wilayah Jabodetabek, Yogyakarta, Semarang, Surabaya hingga Bali.
Bahkan, pada Selasa (5/10/2021), dia mengirimkan produknya ke seorang warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Cina Taipei.
Fitri pun tak berhenti mengembangkan produk bawang goreng saja, namun juga mendapat permintaan untuk membuat sambal yang dapat menjadi “teman” santap bawang gorengnya.
Adapun dua sambal yang dibuat yakni sambal bawang dan sambal sereh.
“Sambal serehnya itu bahan intinya pakai sereh, terus pakai cabai rawit merah sama gula terus masaknya lima jam. Terus sama bikin sambal bawang,” ucapnya.
Fitri mengaku saat masa pandemi ini, usahanya mengalami penurunan penjualan produk.
Meski begitu, dia bersyukur tak sampai gulung tikar alias bangkrut.
“Berasa banget ya, tapi Alhamdulillah enggak gulung tikar,” ujarnya.
Tonton juga video "Headline Harian Poskota Edisi Minggu 10 Oktober 2021". (youtube/poskota tv)