Berondong Sowan Melamar, Meninggal di Rumah Calmer

Minggu, 10 Oktober 2021 06:30 WIB

Share
Karikatur Nah Ini Dia: Berondong Sowan Melamar, Meninggal di Rumah Calmer. (karikaturis: poskota/ucha)
Karikatur Nah Ini Dia: Berondong Sowan Melamar, Meninggal di Rumah Calmer. (karikaturis: poskota/ucha)

BIAR jauh lebih tua, janda calon istri Dayoh (27) memang sangat cantik bak artis Wulan Guritno. Maka dari Jakarta langsung ke rumah Pratiwi (43), di Gunung Kidul (DIY) untuk ngelamar pada calmer. Tapi sial, malam harinya si berondong malah “masuk angin”, saat dibangunkan doi sudah wasalam!

Jodoh, rejeki dan kematian itu misteri Illahi, manusia tak bisa memprediksi dan menentukan. Meski sudah pacaran lama, jika memang bukan jodohnya ya takkan finish di ranjang pengantin.

Sebaliknya, bila itu memang pasangannya di muka bumi, meski pacaran baru seminggu, karena berani masuk ruang tamu si gadis, tahu-tahu dituntut nikah dan jadilah dia “mbelah duren”.

Nasib Dayoh, putra Minahasa yang lahir di Tuban (Jatim) dan merantau di Jakarta,  sungguh tak dinyana bahwa suratan takdirnya hanya sampai di situ. Dia mati pada usia  muda seperti sastrawan Chairil Anwar, yang minta usia seribu tahun, oleh Allah Swt hanya diberi 28.

Tapi Chairil Anwar lumayan, dia selalu dikenang para pelajar SMP dan SMA ketika belajar Sastra Indonesia. Setiap guru Bahasa Indonesia selalu mewajibkan muridnya hapal puisi “Aku” atau “Persetujuan dengan Bung Karno.”

Lha Dayoh ini apa? Apa sudah bikin puisi atau novel? Dia jauh dari dunia sastra, tapi dekat dengan janda cantik Pratiwi, yang usianya terpaut 16 tahun lebih tua darinya. Dia teman sekerjanya di sebuah perusahaan di Jakarta.

Banyak yang naksir janda mirip Wulan Guritno itu, tapi yang ketiban pulung justru Dayoh yang masih nampak lholak-lolhok (culun).

Sebetulnya keluarga judah sudah mengingatkan, apa tak ada wanita muda yang lain. Yang janda-janda biarlah terakomodir oleh kader-kader PKS yang diserukan oleh elitnya untuk poligami dengan janda.

Tapi ternyata ada saja jawaban Dayoh. “Kan  seruan PKS sudah diralat lagi, Mak.” Kata Dayoh pada emaknya.

Ya sudahlah kalau maunya begitu, orang tua bisanya hanya memberi restu. Maka
seperti yang terjadi minggu lalu, setelah melengkapi test PCR Dayoh berangkat ke Nglipar Gunung Kidul pakai KA, ke tempat tinggal orangtua Pratiwi di DIY.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar