Pemerintah dan Serikat Pekerja Soroti Pergeseran Filosofi Program JHT

Rabu 06 Okt 2021, 15:56 WIB
Ilustrasi uang rupiah (ist)

Ilustrasi uang rupiah (ist)

Dalam kesempatan yang sama Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Elly Rosita Silaban menambahkan agar mekanisme pencairan JHT dikembalikan ke konsep UU nomor 24 tahun 2011 seperti praktek yang berlaku internasional berupa old saving. 

"Dana yang disimpan di BPJS Ketenagakerjaan itu sebenarnya adalah dana ketahanan untuk pembangunan ekonomi. Ketika Jaminan Hari Tua dirubah maknanya menjadi jaminan hari terjepit karena bisa diambil setelah dipecat, memang menjadi hilang filosofinya. Apakah dikembalikan (aturannya) ke undang-undang sebelumnya, itu mungkin juga masih perlu diskusi untuk lebih lanjut," tutur Elly.

Elly juga menitikberatkan pada manfaat program Jaminan Pensiun (JP) yang masih sangat kecil yaitu Rp300 ribu hingga Rp3,6 juta per bulan.

Dirinya pun menyayangkan sejak program tersebut dijalankan sejak tahun 2015 hingga saat ini, belum dilakukan peninjauan kembali terkait besaran iurannya.

Mengakhiri pernyataannya Elly berharap peninjauan dapat dilakukan setiap 3 tahun sekali sesuai ketentuan agar manfaat yang diterima peserta maksimal. 

Kepala BPJAMSOSTEK Cabang Jakarta Cilincing Haryani Rotua Melasari mengatakan,  dalam hal ini Kantor Cabang Jakarta Cilincing menyikapi  adanya pergeseran filosofi Program JHT tersebut.

"Hal ini tidak menyurutkan semangat untuk mengedukasi kepada masyarakat terkait manfaat program BPJAMSOSTEK dan meningkatkan perlindungan sebagai upaya menjamin hari tua bagi para pekerja.”(tri)

Berita Terkait

News Update