Batik, Kapan Saja dan di Mana Saja

Selasa, 5 Oktober 2021 06:30 WIB

Share
Batik, Kapan Saja dan di Mana Saja. (Kartunis/Sental-Sentil/Poskota.co.id)
Batik, Kapan Saja dan di Mana Saja. (Kartunis/Sental-Sentil/Poskota.co.id)

KAPAN Anda melihat orang berbatik ria? Betul, yakni ketika dalam acara resepsi pernikahan. Panitia, keluarga dan para tamu tentu sebagian mereka mengenakan batik beraneka ragam. Dalam acara-acara resmi lainnya, rapat dan hari jadi satu lembaga. Para anak didik dari tingkat dasar sampai atas, pun pada hari-hari tertentu, minimal seminggu sekali  berbatik.

Batik bukanlah pakaian resmi, tapi dia adalah pakaian budaya bagi bangsa Indonesia. Itu sudah diakui dunia. Namun, juga akan menjadi ‘resmi’  ketika masyarakat Indonesia dengan sadar mengenakannya sepanjang waktu. Bisa jadi pakaian sehari-hari,  santai, dan kerja. Jadi di mana saja dan kapan saja boleh dan silakan pakai batik.  

Batik dalam perkembangannya, sudah dimulai sejak dulu kala. Di Indonesia, terutama di tanah Jawa, di mana pakaian  bercorak dan gambar warna warni itu hanya dikenakan oleh para raja dan penggede di lingkungan kerajaan.Tapi, kemudian meluas ke masyarakat luar, berkat jasa para penggawa kerajaan yang tinggal di luar keraton dan menularkan pada masyarakat luas.

Tak ayal, dari tahun ketahun batik berkembang di seluruh daerah di negeri tercinta ini. Ada batik khas Jogjakarta, Pekalongan, Solo, Cirebon, Jakarta,  dan sampai ke pulau lain. Mereka punya ciri khas dan corak berbeda-beda.

Batik Indonesia tak asing lagi, bukan bagi bangsa ini, tapi di seluruh dunia mengakui. Kini batik juga digemari oleh kaum milenial. Batik  saat ini dibuat dengan berbagai model, baju, jas, celana, ikat kepala, blangkon dan kostum lain yang indah dipandang mata. Hiasan dinding, hordeng dll.

Bagitulah batik. Kini ada penghargaan 'Hari Batik’ yang diperingati setiap awal Oktober. Bangga ya, punya harta berharga semacam batik yang diakui dunia? Tapi jangan cuma bangga doang. Ayo, selain ada gerakan pakai batik, kapan saja dan di mana saja, juga kita harus menjaga. Kan ada bangsa lain yang nggak malu-malu mengakui bahwa batik ini punya mereka.

Sekarang batik yang beredar di pasaran Indonesia juga banyak dari luar negeri. Dan lebih dari itu, batik luar pun bagus dan harganya lebih murah? Nah, bagaimana ini? Ya, tentu saja kita harus mampu bersaing, selain tetap menjaga kualitas, juga harga yang terjangkau bagi masyarakat luas.

Masyarakat juga jangan tergiur dengan barang murah bikinan luar. Kita harus melestarikan, mencintai produksi dalam negeri. Syukur jika bisa menembus dunia. Kan bangga ya, tuh batik Indonesia dipakai oleh orang luar negeri. Mantul! - massoes

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar