Apa Benar Suntikan Vaksin Covid-19 ke-3 Ampuh Lawan Varian Delta? Ahli Ungkap Penjelasan Ini

Minggu 03 Okt 2021, 21:02 WIB
Penerima Vaksin Jenis Ini Beruntung (Pixabay/fernandozhiminaicela)

Penerima Vaksin Jenis Ini Beruntung (Pixabay/fernandozhiminaicela)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Beberapa bulan terakhir, Covid-19 varian delta memang mengancam seluruh dunia.

Penyebaran Delta terlihat sangat cepat dan menyebabkan sejumlah negara kewalahan untuk menangkalnya.

Namun baru-baru ini ramai diperbincangkan, kabarnya suntikan booster Covid-19 disebut ampuh untuk menangkal Covid-19 varian Delta?

Profesor Sir Andrew Pollard, kepala Oxford Vaccine Group, yang telah berkontribusi pada pengembangan vaksin Oxford-AstraZeneca, bahkan berkomentar bahwa menurutnya, varian Delta yang sangat menular telah membuat pencapaian herd immunity menjadi tidak mungkin.

“Varian Delta masih bisa menginfeksi orang yang sudah divaksinasi. Dan itu berarti bahwa siapa pun yang masih belum divaksinasi pada suatu saat akan terkena virus, dan kami tidak memiliki apa pun yang akan menghentikan penularan itu,” katanya dikutip dari Medical News Today.

Selain itu, data terbaru juga menunjukkan bahwa kekebalan yang diberikan oleh vaksin Covid-19 memudar secara signifikan dari waktu ke waktu.

Hal ini juga berarti individu yang divaksinasi menjadi masih dapat terinfeksi.

Sementara data yang dipublikasikan tentang efektivitas booster vaksin Covid-19 terhadap varian Delta belum tersedia, beberapa perusahaan farmasi yang memproduksi dan mendistribusikan vaksin Covid-19 telah mengumumkan bahwa uji klinis baru-baru ini mendukung pandangan tentang pemberian suntikan booster.

Juru bicara Pfizer menjelaskan bahwa kesimpulan ini didasarkan pada data awal dari uji coba booster dosis ketiga vaksin miliknya saat ini dan uji laboratorium yang sedang berlangsung.

“kesimpulan ini didasarkan pada data awal dari uji coba booster dosis ketiga dari vaksin BNT162b2 saat ini dan tes laboratorium yang sedang berlangsung.”

“Uji coba booster dibangun di atas uji coba fase 1/2/3 dan merupakan bagian dari strategi pengembangan klinis perusahaan untuk menentukan efektivitas dosis ketiga terhadap varian yang berkembang,” mereka mencatat, menambahkan bahwa Pfizer “berharap  untuk mempublikasikan data yang lebih pasti tentang analisis dalam beberapa minggu mendatang.”

Dosis ketiga ini akan identik dengan dua dosis vaksin Pfizer yang saat ini resmi. Namun, perusahaan juga sedang menyelidiki bagaimana dosis vaksin yang "diperbarui", diubah untuk menargetkan varian Delta secara khusus, akan berjalan.

Di sisi lain, dr. Tirtawati Wijaya, SE pun ikut angkat bicara tanggapi suntikan booster, menurutnya hingga saat ini dosis ketiga /booster di luar anjuran untuk vaksin Covid 19 belum disarankan, baik oleh WHO, CNC, FDA, Kemenkes, IDI, dan badan-badan kesehatan lainnya, baik untuk booster vaksin jenis yang sama maupun vaksin jenis berbeda. Alasan tidak dianjurkannya booster di luar anjuran saat ini adalah:

1. Belum ada penelitian yang menunjukkan manfaat booster di luar dosis yang dianjurkan. Sejauh ini berbagai penelitian masing-masing jenis vaksin yang sudah disetujui penggunaannya oleh WHO menunjukkan efek perlindungan dan kekebalan tubuh yang memadai bila dilakukan sesuai dosis yang dianjurkan.

Mungkin seiring dengan berlalunya waktu efek perlindungan ini akan berkurang, dan perlu booster; namun hingga saat ini jangka waktu pemberian booster belum dapat ditentukan, karena berbagai vaksin ini masih baru, dan belum menunjukkan efek penurunan daya lindungnya.

Perlu diingat bahwa masa lindung tiap-tiap vaksin berbeda-beda. Contohnya vaksin influenza perlu dilakukan setahun sekali, vaksin tetanus dapat melindungi hingga 5 tahun, dll. Untuk vaksin Covid 19 belum tersedia datanya.

2. Belum ada penelitian mengenai efek vaksin campuran. Mengingat vaksin Covid 19 dibuat menggunakan metode yang berbeda-beda (mRNA, attenuated virus, viral surface antigen, dll), maka ada kemungkinan terjadi interaksi yang tidak diharapkan bila vaksin diberikan tidak sesuai anjuran pembuatnya. (cr09)

 

 

Berita Terkait

Jakarta Perlu Lebih Waspada

Senin 04 Okt 2021, 09:26 WIB
undefined
News Update