JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD menegaskan bahwa buzzer merupakan hama dan menjadi konsekuensi dari demokrasi.
Menurutnya, buzzer itu merupakan sekelompok orang yang secara beramai-ramai menyerang target pihak yang dituju.
Hal itu disampaikan langsung oleh Mahfud MD saat menghadiri dialog virtual dengan Didik Junaidi Rachbini di Twitter pada Rabu (29/9/2021).
“Itu (buzzer) kita lihat hama demokrasi sebagai konsekuensi dari demokrasi. Kalau dulu zaman Pak Harto orang kan bisa hilang ya kan. Sekarang orang bisa bicara apa saja tetapi kemudian mereka mengorganisir diri kadang kala berkelompok lalu jadi buzzer nyerang ramai-ramai,” kata Mahfud MD.
“Hal-hal yang begini memang penyakit, memang itu konsekuensi dari demokrasi. Cuma, kadang kala istilah buzzer itu keliru," sambungnya.
Kemudian Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi periode 2008-2013 itu juga merasa heran jika ada orang yang mengatakan bahwa buzzer Rp merupakan sekelompok orang yang mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) di media sosial.
Mahfud menyayangkan apabila ada netizen yang membela atau mendukung Jokowi menyerang kubu 'kanan' dengan cepat dituduh sebagai kelompok buzzer.
"Selalu yang dikatakan buzzer Rp, belakangnya itu sindiran kan buzzer yang dibayar dengan uang itu selalu dikatakan kalau orang membela Jokowi itu disebut buzzer,” tutur Mahfud.
“Kalau orang menyerang orang yang taruh lah tanda petik dianggap 'kanan', buzzer. Tapi kalau mereka yang menyerang Jokowi, ribuan tiap hari apa disebut? Ndak, itu kan lebih banyak mereka yang menyerang daripada yang membela kalau kita lihat," tambahnya.
Mahfud mengaku sama sekali tak mengetahui adanya buzzer yang rela dibayar oleh untuk mendukung pemerintahan Jokowi.
"Sehingga saya agak sulit mendefinisikan yang buzzer itu yang mana. Saya sendiri sih nggak tahu ya," tukasnya.
Lebih lanjut, Mahfud juga membantah komentar miring yang mengatakan bahwa sebenarnya pihak Istana sampai dengan saat ini memelihara para buzzer.
"Katanya istana memelihara buzzer, saya ndak pernah lihat bagaimana cara memeliharanya,” imbuhnya.
“Wong saya juga tidak pernah melihat dan tidak pernah tahu siapa yang mengorganisasikan setiap hari ada orang menyerang pemerintah. Itu bisa dilihat aja di medsos itu kayaknya yang menyerang luar biasa banyak," ucapnya lebih lanjut. (cr03)