Supandi mengira, pintu kulkas dibuka oleh si balita yang lapar mencari makanan.
"Ada kulkas yang kebuka ya, kemungkinan itu berantakannya karena akibat dari bocah ini karena laper," ujarnya.
Melihat ke sudut ruangan lain, dari dapur hingga kamar tidak ditemui bekas makan ataupun sekedar bungkus cemilan.
Hanya terlihat mangkuk kotor bekas makanan yang sudah kering.
"Di situ ada seperti mangkok ya kan tapi kan sudah kering seperti itu," tuturnya.
Dari situ Supandi menyimpulkan, selama 4 hari menemani jasad neneknya di dalam rumah yang terkunci rapat, si bocah tiga tahun tersebut tidak makan dan minum.
Melihat kenyataan tersebut, Supandi tak mampu menahan rasa sedih yang menyesakkan dada.
Supandi pun ke luar rumah untuk menengok si Balita yang sudah dievakuasi oleh warga untuk dibersihkan tubuhnya.
Supandi melihat bocah tersebut dengan cepat meneguk air kemasan yang diberikan oleh warga.
Menahan dahaga selama 4 hari, air mineral dalam kemasan gelas, langsung kering disedot si balita tersebut.
"Saya cenderung rasanya tuh lebih nyesek di sini, nyesek gimana kalau kejadian itu sama keluarga saya sendiri, saya nggak bisa ngomong apa-apa," ujarnya dengan nada suara bergetar.
Ia melihat kekuasaan Tuhan ada di depannya.