MALU memang, punya anak ganggu bini tetangga. Tapi Samad, 60, dari Pandeglang ini kebablasan. Ketika Kurman, 28, putranya digebuki suami wanita yang diselingkuhi, Samad ikutan pula menghajar anaknya. Dibuat sanksak tinju oleh suami Ny. Icih, 30, dibantu pula sang ayah, Kurman wasalam beberapa jam berikutnya.
Naik tangga sehari 10 kali, orang takkan ambil pusing. Tapi jika naik bini tetangga, baru sekali saja sudah ketahuan, warga bisa emosi apa lagi suaminya. Maka kini sering diberitakan, suami ceraikan bini gara-gara kedapatan selingkuh. Jika hanya dicerai masih mending, banyak pula suami yang kalap, sehingga PIL istri dihajar sampai tewas, minimal babak belur.
Di Kecamatan Kadomas Pandeglang (Banten), nasib Kurman lebih tragis lagi. Dia tak hanya digebuki oleh suami, tapi juga ayah kandung sendiri, Samad. Bayangkan, dihajar dari dua jurusan secara bertubi-tubi, Kurman hanya bertahan beberapa jam di Rumah Sakit. Dia meninggal gegar otak, dikuburkan bersama kenangan mesum bersama Ny. Icih yang sering dikeloni selama ini.
Sebetulnya selama ini Kurman termasuk cowok yang kalem, santun, dan beriman. Dia berhubungan baik dengan para tetangga. Jika ketemu di jalan dengan tetangga yang sudah dikenalnya, pastilah menegur dengan hormat. Sebab ada gejala aneh anak muda masa kini, ketemu tetangga sendiri di jalan melotot doang. Masak kalah sama semut item. Dia asal ketemu semut lainnya pasti bertegur sapa. Apakah ini karena pelajaran Budi Pekerti tak diajarkan lagi di sekolah?
Selain santun Kurman ini juga cakep cowoknya. Hal ini ternyata menarik perhatian Ny. Icih, tetangga sendiri. Maklum, meski ada suami tapi Kamil, 34, jarang di rumah karena kerja di Jakarta. Dia baru pulang seminggu sekali. Sebagai wanita normal, tentu saja Icih sering kesepian dan kedinginan. Keluarga-keluarga muda lainnya memperoleh kehangatan malam bisa 2-3 kali seminggu sesendok makan, sedangkan dia hanya seminggu sekali. Tentu saja pasokan itu tidak cukup.
Kini Icih ingin memperoleh kehangatan dari Kurman pula. Maka anak muda itu sering dikirimi makanan enak, termasuk oleh-oleh mana kala pulang dari bepergian. Kurman sering pula diundang main ke rumah, dan kemudian dipancing-pancing untuk urusan 17 tahun ke atas. Entah itu rok yang sengaja dibikin tersingkap atawa belaha dada yang tampil ekstrim macam lembah ngarai.
Melihat pemandangan semacam itu tentu saja Kurman belingsatan, sebab itu memang merupakan barang baru baginya. Ibarat makanan, Icih lalu mempersilakan untuk mencicipi. Lho, kok enak sekali. Nah, pada akhirnya Kurman yang masih ijo itu diseret ke kamar untuk menuntaskan birahi Ny. Icih.
Bab narkotika, Kurman jadi ketagihan. Asal suami Icih tak di rumah, Kurman diajak kencan langsung ho oh saja. Hal itu akhirnya menjadi rutinitas, seakan akan Ici pelihara berondong. Asal dia kangen Kurman, langsung di SMS untuk segera main ke rumah dan diajak main kuda-kudaan.
Pas suami di rumah, tahu-tahu Kurman kirim SMS mengajak kencan. Tentu saja Kamil kaget. Langsung saja dijawab, seakan-akan dari Icih. Benar saja, Kurman datang. Tapi bukan diajak goyang, justru diinterogasi suami Icih. Di sinilah dia kemudian mengaku bahwa sering kelonan bersama Icih. Kamil kemudian memberi tahu Samad ayah Kurman, tentang kelakuan anaknya selama ini.
Tentu saja Samad malu sekali. Sehingga Kurman langsung dihajarnya di rumah Kamil. Seperti mendapat restu, Kamil pun ikut menghajar anak muda malang itu. Digebuki dua orang sekaligus, Kurman sampai gegar otak dan meninggal di Rumah Sakit. Tentu saja Kamil dan Samad jadi urusan polisi.
Namanya Samad, apa artinya Sadis Amat? (GTS)