Gatot Nurmantyo Sebut Ada PKI Dalam TNI, Pangkostrad Dudung Geram: Tudingan yang Keji!

Selasa 28 Sep 2021, 15:27 WIB
Letjen TNI Dudung Abdurachman Imbau Prajuritnya Tidak Terlalu Fanatik Terhadap Suatu Agama (Foto: Kodam Jaya/Jayakarta)

Letjen TNI Dudung Abdurachman Imbau Prajuritnya Tidak Terlalu Fanatik Terhadap Suatu Agama (Foto: Kodam Jaya/Jayakarta)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Panglima Kostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman angkat bicara atas tudingan eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo.

Sebelumnya Gatot Nurmantyo menyebut jika TNI disusupi oleh PKI, hal itu tentu mengejutkan banyak pihak.

Tudingan itu bermula saat Gatot mengetahui jika diorama yang menggambarkan Kostrad dan RPKAD (saat ini disebut Kopassus) menumpas gerakan 30 September PKI atau G30S/PKI di Museum Kostrad itu hilang.

Dari situlah, Gatot mengatakan secara gamblang adanya penyusupan paham-paham PKI di tubuh TNI.

"Ini menunjukkan, mau tidak mau, kita harus mengakui dalam menghadapi pemberontakan G 30 S PKI, peran Kostrad, peran sosok Soeharto, peran Kopassus, dan Sarwo Edhi dan peran Jenderal Nasution dan peran KKO, jelas akan dihapuskan dan patung itu tidak ada. Bersih," ujar Gatot dikutip Poskota.co.id dari YouTube Kang Jana Tea pada Minggu, (26/9/2021).

Menanggapi tudingan itu, Dudung membenarkan semula patung Soeharto, Sarwo Edhi dan AH Nasution ada di dalam Museum Dharma Bakti.

Namun, patung-patung itu diambil oleh penggagasnya, yakni Letjen TNI (Purn) AY Nasution. Pengambilan patung itu karena alasan pribadi atas izin Dudung.

“Kini patung tersebut, diambil oleh penggagasnya, Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang meminta izin kepada saya selaku Panglima Kostrad saat ini. Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan,” tuturnya.

Dudung menepis jika pengambilan patung itu disimpulkan TNI melupakan peristiwa G-30S-PKI. Dudung menegaskan pihaknya tak pernah melupakan peristiwa itu.

Oleh sebab itu, Dudung menilai tudingan Gatot bahwa TNI disusupi PKI gegara patung itu tidaklah benar.

Menurut Dudung, tudingan itu adalah hal yang keji dan tuduhan itu sama dengan merusak citra dan nama baik TNI keseluruhan.

“Jadi, tidak benar tudingan bahwa karena patung diorama itu sudah tidak ada, diindikasikan bahwa AD telah disusupi oleh PKI. Itu tudingan yang keji terhadap kami. Seharusnya Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo selaku senior kami di TNI, terlebih dahulu melakukan klarifikasi dan bisa menanyakan langsung kepada kami, selaku Panglima Kostrad. Dalam Islam, disebut tabayun agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang membuat fitnah, dan menimbulkan kegaduhan terhadap umat dan bangsa,” jelasnya.

Di sisi lain, Prof Salim Said mengatakan bahwa soal adanya isu kemunculan komunisme atau PKI gaya baru kembali ke diri masing-masing.

"Ya itu kan tergantung tafsiran orang," Prof Salim.

Prof Salim pun tutut soroti pengakuan politisi PDIP Ribka Tjiptaning yang mengaku bangga menjadi anak PKI.

Menanggapi pernyataan Ribka, Prof Salim pun menyebut jika selama ini PKI memang pintar bersembunyi di dalam kekuasaan.

"Kalau mempelajari sejarah, menjelang Gestapu itu PKI pintar berada bersembunyi di dalam kekuasaan dan menggunakan tangan kekuasaan untuk kepentingan-kepentingan PKI," ujarnya.

Prof Salim beberkan saat ini memang belum ada bukti yang menegaskan soal kebangkitan atau adanya paham komunis.

Namun menurutnya, cukup ada sejarah yang bisa menjadi memori ingatan semua orang, ada sejarah kelam pada 30 September 1965 silam.

"Kan kita tidak punya, belum punya bukti tapi kan punya ingatan, ada track record," ucapnya. (Cr09)

 

Berita Terkait

News Update