Capaian ini menyusul keberhasilan para UMKM peserta ECP yang telah berhasil melakukan ekspor sebelumnya.
Di tahun 2021 ini, masih ditengah kondisi pandemi Covid-19 ini sudah ada 10 pelaku asal Jawa Timur berhasil melakukan ekspor dengan produk kapok fiber, coconut charcoal, kelapa, alas kaki, kerajinan kaca, tas kerajinan Aceh dan coco powder, damar batu, glassware, interior dari batu alam dengan negara tujuan ekspor : India, Rusia, Vietnam, Inggris, Prancis, Amerika Serikat dan Argentina, Angola dan Belanda.
Sementara itu Kepala Balai Besar PPEI Heryono Hadi Prasetyo menjelaskan keberhasilan ini berkat kerja sama tim yang baik antara BB PPEI dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan dan Daerah Istimewa Yogyakarta mampu mengantarkan binaannya para UMKM untuk melakukan kegiatan ekspor.
“Diharapkan para pelaku usaha mampu menjalankan bisnis ekspornya secara efektif dan mandiri.” harapnya.
Heryono menambahkan bahwa permasalahan yang sering dihadapi pelaku usaha di antaranya adalah keterbatasan kapasitas produksi, SDM, persyaratan, promosi, serta pengetahuan tentang regulasi ekspor, baik di dalam negeri maupun di negara tujuan ekspor.
“Oleh karena itu, melalui ECP, peserta juga diharapkan dapat menambah wawasan mengenai cara mengatasi berbagai kendala yang dihadapi untuk menjadi eksportir yang tangguh,” ujarnya.
Dijelaskan, ECP untuk wilayah Sulawesi Selatan saat ini akan memasuki tahap ketiga yaitu Pendampingan Market Development dari 8 tahapan. PPEI bersama para coach dan tim dari Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan berkomitmen dan memotivasi serta terus mendampingi peserta ECP guna berhasil menembus pasar ekspor.
Keberhasilan tersebut juga tidak lepas dari rajinnya UKM dalam mengikuti proses pendampingan dan konsultasi dengan coach untuk hal-hal teknis persiapan ekspor, dokumen serta pengiriman.
Sedangkan empat pelaku usaha asal Yogyakarta yang mengikuti kegiatan pendampingan ekspor di tahun ini, meskipun program ECP masih belum selesai, berhasil melaksanakan kegiatan ekspor perdana secara mandiri dan ekspor berkala meski di tengah kondisi ketidakpastian global akibat pandemi Covid-19.
“Peserta ECP telah diberikan pendampingan mengenai kesiapan dokumen ekspor, hal-hal yang dipersiapkan ketika bernegosiasi dengan calon buyer, pengetahuan tentang kepabeanan dan pengiriman barang ekspor, kalkulasi harga ekspor dan sistem pembayaran ekspor. Diharapkan semakin banyak UMKM yang berhasil ekspor dan mampu mendorong peningkatan ekspor Indonesia di pasar global,” tutup Heryono.(*/tri)