"Jika realisasi vaksinasi di lapangan masih rendah sehingga banyak masyarakat yang belum terjangkau," ungkapnya.
Karena itu, kata Netty, semua pihak harus terlibat dan berkomitmen untuk menjalankan perannya masing-masing.
“Masyarakat harus disiplin prokes dan taat aturan PPKM," jelasnya.
"Sementara pemerintah sebagai pihak pembuat kebijakan harus menggencarkan testing, tracing dan treatment serta menggalakkan giat vaksinasi di semua kalangan," katanya.
Netty mengingatkan, pemerintah dan penyelenggara agar kegiatan vaksinasi tidak menjadi klaster penularan Covid-19 karena longgarnya prokes.
“Terjadi kerumunan dan pengabaian prokes di beberapa sentra vaksinasi yang berpotensi terjadinya penularan.
"Pemerintah harus memastikan SOP penyelenggaraan vaksinasi berjalan dengan baik. Jangan karena mengejar target suntikan, kemudian mengabaikan prokes," terangnya.
Terakhir Netty mengapresiasi terlibatnya gerakan pemuda dalam mempercepat realisasi vaksinasi.
“Pemuda memiliki peran penting dalam membantu terwujudnya kekebalan kelompok melalui gerakan vaksinasi.
"Sebagai generasi pewaris bangsa yang akan mengambil peran-peran penting di masyarakat, pemuda harus peduli dan terlibat dalam perang melawan pandemi," tegas Netty.
Kegiatan vaksinasi milenial gratis ini terlaksana atas kerja sama KAMMI Tasikmalaya, Puskesmas Kahuripan, PMI, Dinkes dan Aleg FPKS DPRD Kota Tasikmalaya. (rizal)