Ada baiknya juga kritik-kritik terhadap Tugu Sepatu tersebut, yakni memacu Gubernur untuk menghasilkan karya besar.
Kritik keras sudah pernah datang ketika ada seni instalasi di Bundaran HI, kemudian Patung Sepeda.
Kritik-kritik tersebut adalah tuntutan untuk kinerja yang lebih baik, lebih bermanfaat untuk warga Ibu Kota.
Dalam kesempatan ini baik juga untuk mengingatkan, bangunan tugu, patung, atau monumen di Jakarta, saat ini berbeda bangunan-bangunan masa lalu.
Kalau tugu, monumen, atau pun patung yang dibuat di masa lalu, banyak yang terkait dengan kesejarahan bangsa ini di masa perjuangan, atau hal-hal penting lain.
Seperti Tugu Pancoran, Tugu HI, Patung Sudirman, dan lainnya, mengandung nilai perjuangan.
Adapun untuk masa kini, tentulah bukan ke arah belakang terus.
Saatnya membuat karya-karya brilyan, bermanfaat untuk rakyat, dan sebisa mungkin menghindari kontroversi.
Untuk mengindari kontroversi, langkah yang perlu dilakukan adalah mengkomunikasikan ide dan rencana pembuatan suatu tugu, patung ataupun monumen dengam masyarakat, sehingga bisa dipahami dan mengurangi penilaian miring. (*)