Namun kandungan pengempuk tersebut lebih sedikit dibanding dengan danish sehingga lebih renyah dan lebih empuk dibanding puff pastry.
Perbedaan selanjutnya jumlah lapisan atau layer yang dimiliki croissant berjumlah 3 layer, sedangkan puff astry setidaknya memiliki 6 layer.
Hal ini pula yang mempengaruhi tingkat kerenyahan dari adonan keduanya.
Dari sinilah karakteristik tekstur croffle yang berbeda dari waffle biasa yang bersifat cenderung cair daripada croissant.
Ide dari penggabungan dua kudapan ini merupakan kreasi dari Louise Lennox, chef asal Dublin.
Awalnya croffle dijadikan makanan penutup oleh chef tersebut.
Saat ini croffle memiliki banyak varian topping yang menjadikan rasanya asin atau manis.
Ada yang plain, salted caramel, peanut butter, cinnamon sugar, coklat, dan lainnya.
Setiap toko penjual memiliki kreasinya masing-masing untuk menarik pelanggannya.
Telah banyak varian yang berhasil disuguhkan kepada pencinta makanan khas Barat ini mulai dari pengusaha UMKM hingga toko roti terkenal.
Croffle sendiri telah menjadi inspirasi bisnis rumahan. Adonan croffle telah banyak dijual terutama secara online dikemas dan dijual dalam keadaan beku atau diikategorikan sebagai frozen food. (OVI)
