Jadi paranormal itu mestinya ahli supranatural. Tapi Mbah Suro, 35, dari Lamongan ini lain.
Dia sambil ngobati pasien tapi tangannya cari kesempatan ngobok-obok alat vital pasien.
Tentu saja Ny. Dartini, 40, girap-girap (ketakutan), sehingga Mbah Suro dilaporkan ke polisi. Polisi pun langsung menangkapnya.
Paranormal asli pastilah banyak laku tirakatnya, sehingga dia bisa berkomunikasi dengan jin dan setan kelompok manapun, baik itu yang kecebong, kampret maupun kadrun.
Tapi sekarang banyak paranormal karbitan, jadi dukun lantaran kepepet, yakni terkena PHK di masa pandemi. Satu-satunya peluang hanya itu, karena usaha paranormal memang tak perlu izin.
Surono warga Kembangbahu Kabupaten Lamongan (Jatim), awalnya bekerja di pabrik, sambilannya jadi tukang pijit baik di kantor maupun di rumah.
Di kantor sih hanya kadang-kadang saja, sebab tugas pokoknya adalah bekerja untuk meningkatkan produk perusahaan, bukan mijit orang.
Tapi mereka yang tahu kelebihan Surono, di jam-jam istirahat suka minta tolong dipijit.
Tapi di musim pandemi Covid-19 ini usaha tempatnya Surono bekerja gulung tikar. Dia tak sekedar dirumahkan, tapi benar-benar diberhentikan.
Sedangkan mau menekuni usaha pijitnya juga pasaran masih lesu. Sebab sekarang yang dibutuhkan rakyat adalah vaksin dan sembako.
Pernah juga sih Surono diminta mijit anti lapar, tapi tak sanggup karena tak ada ilmunya.
Untuk meningkatkan daya saing, Surono memproklamirkan diri sebagai paranormal pula. Biar nampak meyakinkan dan berwibawa, dia kini pelihara rambut gondrong dan namanya pun berganti jadi Mbah Suro.
Dan ternyata, satu dua ada orang percaya dan memaftkan jasanya, padahal selama hidupnya dia tak pernah tirakat pasa ngebleng atau patigeni tak pernah dilakukan.
Popularitas Mbah Suro ternyata sampai juga ke Desa Puter, padahal dia tak pernah pasang baliho dengan motto: kepak kemenyan, dupa persahabatan.
Dia adalah keluarga Slamet, yang punya keluhan istrinya ada gangguan di punggung. Kata orang dia kena pengapuran, padahal seumur-umur Ny. Dartini tak pernah jadi guru.
Maka dukun Mbah Surono pun dipanggilnya ke rumah. Pertama kali melihat Ny. Dartini, dalam hati sang paranormal itu bilang: boleh juga nih.
Ini mengingatkan pada Bung Karno ketika ketemu Inggit Garnasih di Bandung sekitar tahun 1921, saat mau kuliah di ITB. Terpesona pada pandangan pertama, padahal sudah ada istri Utari.
Tapi Mbah Suro memang bukan kelasnya Bung Karno. Ketika Slamet pamitan mau beli onderdil TV, oleh Mbah Suro dianggap sebuah peluang emas.
Maka Ny. Dartini dibawa masuk kamar untuk diterapi sekaligus dipijit. Tapi syaratnya aneh, selama dipijit harus telanjang bulat bak singkong kupasan siap rebus.
Alasannya, dengan posisi bugil segala ilmu miliknya bisa langsung meresap ke dalam tanpa penghalang.
Saking kepenginnya sembuh, Dartini pun bersedia. Namun demikian dia tetap mengenakan celdam dan pasang masker pada kedua payudaranya.
Bini Slamet sengaja melakukan hal itu untuk berjaga-jaga dari berbagai kemungkinan. Soalnya dia hafal dengan kelakuan mayoritas lelaki, asal melihat barang mulus bebas dempul langsung blingsatan dan salting.
Demikianlah, Mbah Suro terus memijit nyet, nyet, nyet. Tapi ketika mendekati daerah “cagar alam” tangannya mendadak iseng banget, langsung main kobok.
Tentu saja Ny. Dartini terkaget-kaget, lha rak tenan! Akhinya dia bilang, “Sudah-sudah! Sampeyan ini paranormal mau ngobati, atau mau cari kesempatan?” Karena tertangkap basah, Mbah Suro hanya bisa minta maaf.
3 Remaja Tertangkap Curi Pakaian di Beberpa Toko Baju di Bali. (youtube/poskota tv)
Setelah diberi upah pijitnya, Mbah Suro langsung pulang. Slamet sendiri juga kaget, kok pijitnya cepet amat.
Setelah sang istri bercerita apa yang terjadi, buru-buru dia lapor ke Polsek Karangbau. Walhasil, baru saja Mbah Surono sampai rumah sudah dijemput polisi.
Dalam pemeriksaan dia mengaku khilaf, karena mendadak jadi pengin memasuki daerah “cagar alam”-nya Ny. Dartini.
Nggak kesambet jin, malah ketangkep pak polisi. (GTS)