Pilot Pesawat Rimbun Air almarhum Captain H.Mirza.(tangkap layar)

Bogor

Capt. H Mirza Korban Pesawat Rimbun Air yang Jatuh di Papua, Dikenal Jadi Panutan dan Orang Tua Asuh di Sejumlah pondok Pesantren di Bogor

Jumat 17 Sep 2021, 11:39 WIB

BOGOR, POSKOTA. CO. ID - Capt.Pilot Pesawat Rimbun Air H. Agitha Mirza salah satu korban kecelakaan terjatuh di Bilorai, Distrik Sugapa, Papua, Rabu (15/9/2021), dikenal sebagai sosok panutan dalam keluarga dan juga pengasuh bagi beberapa Pondok Pesantren di Kota Bogor.

Menurut Sandi (35) keponakan almarhum H. Mirza, mengatakan semasa hidup apak Mirza dikenal sangat baik dan jadi panutan sebagai bapak, kakak, dan adik-adiknya karena setiap seminggu sekali sering kumpul dengan keluarga di rumah.

"Setiap minggu para kerabat keluarga sering kumpul di rumah apak untuk silahturahmi," ujarnya kepada Poskota di rumah duka Kampung Salabenda Got, RT. 01/08, Kelurahan Curug, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jumat (17/9/2021) pagi.

Selain itu juga almarhum apak Mirza kelahiran Padang Sumatera Barat ini juga di dalam lingkungan dikenal sebagai sosok yang memiliki sifat sosial tinggi bahkan setiap tahun rutin memotong hewan kurban saat hari Raya Idul Adha.

"Setelah purnawirawan TNI AU tahun 2001, apak kembali berkarya menjadi pilot di sejumlah penerbangan Sipil setelah sempat jadi pilot di Simpati Air, kini mengabdikan diri di maskapai Rumbai Air karena permintaannya lebih hafal kondisi jalur terbang di Propinsi Papua," katanya.

Selain itu semasa hidup apak Mirza, lanjut Sandi, mempunyai impian cita-cita semasa hidup ingin berkarir menjadi seorang pilot dan bisa keliling dunia.

"Selain itu juga almarhum juga ber cita-cita ingin naik haji sebanyak tiga kali. Namun yang baru tercapai sekali naik haji bersama istri Armayti," tutupnya.

"Naik haji pertama apak dan istri Tahun 2017 kemarin. Setiap mau berangkat terbang selalu berpesan kepada istri untuk jangan lupa mengasih makan hewan peliharaan unggas ayam."

Terpisah Zaenudin, 63, kakak dari istri almarhum, menambahkan jenasah dijadwalkan akan diberangkatkan ke rumah duka pada pukul 10.00 WIT waktu Timika.

"Semua urusan pengiriman jenasah sudah dari pihak maskapai. Rencana nanti akan diterbangkan menggunakan pesawat Batik Air dan transit bandara Cengkareng ke rumah duka akan menggunakan darat diperkirakan sore baru akan tiba di rumah duka perjalanan  sekitar 6 jam jika ada kendala lagi karena faktor cuaca," tambahnya.

Adik menantunya tersebut, lanjut Zaenudin, almarhum meninggalkan seorang istri Ibu Armayti, 50, dengan tiga orang anak yaitu dua laki-laki dan satu orang perempuan.

"Almarhum sudah menjadi pilot selama 20 tahun  dan pendidikan lulusan Akabri pernah juga membawa Helikopter Angkatan Udara," tambahnya.

Sebelum kejadian, Kapten Mirza sejam sebelum landing sempat vidio  call dengan istri sehingga tidak ada firasat sama sekali.

"Anak keduanya Yudistira mengikuti jejak ayahnya menjadi pilot pesawat Boeing. Dari informasi teman-teman angkatan pilot dikenal prestasi, baik dan bergaul orangnya," tutupnya.

Karangan bunga di rumah duka. (Angga)

"Rencana jenasah jika sudah tiba di rumah duka permintaan keluarga penjamuan terakhir akan disolatkan di Masjid At-Taqwa sekitar rumah baru akan dimakamkan di Komplek Taman Pemakaman Bahagia (TPB) di Angkatan Udara Atang Senjaya Bogor."

Pantauan Poskota di lokasi, rumah berlantai tiga bercat cream depan telah terpasang tenda biru dan karang bunga dari para kerabat, kolega termasuk Kepala Staf Pangkalan Udara (KASAU) Marseka TNI Fadjar Prasetyo beserta Ibu terpampang depan halaman rumah.

Selain itu istri dan anak kedua almarhum masih syok dan trauma atas kehilangan ayahanda tercinta. (angga/PKL02) 

Tags:
Capt. H MirzaKorban Pesawat Rimbun Air yang Jatuh di PapuaDikenal Jadi Panutandan Orang Tua Asuhdi Sejumlah pondok Pesantren di Bogor

Angga Pahlevi

Reporter

Administrator

Editor