Banyak Janda Perlu Disantuni, Justru Sepuluh Janda Digauli

Rabu 15 Sep 2021, 07:54 WIB
Banyak Janda Perlu Disantuni, Justru Sepuluh Janda Digauli. (Kartunis/Nah Ini Dia/Poskota.co.id)

Banyak Janda Perlu Disantuni, Justru Sepuluh Janda Digauli. (Kartunis/Nah Ini Dia/Poskota.co.id)

HARSIDIN, 28, orangnya memang ganteng, tapi agaknya budeg, atau dasar otaknya kotor?

Almarhum ustadz KH Zainudin MZ pernah bilang, masih banyak janda perlu disantuni, dia dengarnya: masih banyak janda perlu digauli.

Maka selama di  Semarang, Harsidin telah tipu 10 janda luar dalam!

Banyak orang bertampang ganteng memanfaatkan kelebihannya itu untuk menipu perempuan, terutama para janda haus asmara.

Dalam urusan cinta, memang banyak janda semacam ini mendadak siap dibilang dungu oleh Rocky Gerung. Soalnya sudah lama “kedinginan” jadi hilang daya kritisnya. 

Diporoti uangnya, diambil kehormatannya, mau saja karena terpesona akan kegantengannya sang Arjuna. Padahal......

Orang ganteng itu adalah Harsidin, anak muda dari Garut tapi malang melintang berpetualang di Semarang.

Di kota asalnya dia dia memang tak punya pekerjaan tetap, jika tak mau disebut pengangguran.

Maka biar sosoknya kasep pisan (ganteng banget) mojang Garut tak ada yang meliriknya. “Buat apa cowok modal bonggol doang, kalau nggak ada benggolnya,” begitu kata para mojang Priangan.

Tak dapat pasaran di daerahnya, Harsidin mencoba berpetualang di kota Semarang.

Melalui aplikasi semacam biro jodoh Yasco dulu, dia jadi tahu bahwa di Semarang memang banyak janda mapan yang kesepian.

Dia lalu ingat kata-kata mubaligh sejuta umat KH Zainuddin MZ, “Masih banyak janda perlu disantuni!”

Tapi sayangnya Harsidin ini rupanya penderita THT juga. Saking budegnya, kata “disantuni” dengarnya digauli. Dasar kuping koplak mau jadi tukang cemplak.

Maka dia jadi anggotanya dengan nama berganti-ganti, dari Reski, Ferizal, Helski, Roni, sampai Jayadi.

Dia pilih janda-janda cantik dan mapan, dengan target nantinya bila diajak berhoho hihi langsung mapan (siap melayani). 
Kemudian dengan modal mobil rental, dia mendekati satu persatu dengan mengaku bekerja di perusahaan olie yang bonavid dan kebal Covid.

Melihat tampang Harsidin yang ganteng bak pemain sinetron sejuta episod, sijanda langsung terpesona.

Ketika sudah akrab, dimintai duit dengan modal usaha, mau  saja. Soalnya, selain santun dan seiman, Harsidin ini memang ahli menata kata.

Maka si janda ini setelah kena benggolnya dapat pula bonggolnya. Sebab Harsidin suka mengancam, “Jika tak mau saya gauli, uangmu tak saya kembalikan.”

Celakanya, setelah dapat uang dan kenyang menikmati janda gurih kayak lompia, tahu-tahu Harisidin menghilang. Si janda kehilangan jejak.

Tapi mau lapor polisi juga malu, masak janda dari kota bolang-baling, kok lapor polisi hanya urusan “baling-baling” kaum lelaki. Apa kata dunia?

Maka biar sangat menyakitkan luar dalam, si janda itu hanya diam saja. Paling-paling dia pasrah sambil membatin, “Ya wislah, kacek klerek karo sedherek (rugi sedikit nggak papa, sama temen ini).

Tapi seorang janda muda nan cantik dari Pedurungan, beda dengan janda-janda cantik lainya.

Dia lapor ke Polrestabes Semarang bahwa kehilangan aset luar dalam ditipu oleh Harsidin yang mengaku nama sebagai Jayadi. 
Polisi menindaklanjuti laporan itu dan berhasilah ditangkap si cowok ganteng itu. 

Anak muda dari Garut ini memang tongkrongannya boleh juga, sehingga banyak janda siap ditangkringi.

Dalam pemeriksaan Jayadi yang bernama asli Harsidin itu mengakui, sedikitnya ada 10 janda cantik yang berhasil dikadalinya.

Ini kadal Jawa, bukan kadal gurun alias kadrun. Para janda itu ditipu dengan jumlah uang berbeda-beda, ada yang Rp 22 juta, Rp 42 juta, Rp 27,850 juta, Rp 4,3 juta bahkan ada yang kena lebih Rp 60 juta. Total kerugian mencapai Rp 179,35 juta.

Ngaku kerja di perusaaan olie, 10 janda kena “olie”-nya Harsidin. (GTS)

Berita Terkait
News Update