"Ini sangat khas sekali, jadi tato dia ini dilukis sehingga kalau lekuk-lekuknya sama meskipun ini second, ini punya nilai yang sangat tinggi kemudian dikumpulkan melalui pemeriksaan DNA," jelasnya.
Kemudian dilakukan tes DNA dengan pembandingnya yaitu ayah korban sendiri bernama Mundori.
Dari pemeriksaan 24 locus, ternyata separuh DNA pada jenazah itu, lanjut Pramujoko, sama persis dengan separuh DNA Mundori. .
Sementara itu, untuk Rocky Purmana bin Syafrizal Sani menggunakan DNA ayah serta ibunya.
"Ini benar-benar dari pemeriksaan 24 locus itu pemeriksaannya separuh DNA jenazah itu sama dengan bapak dan separuh sama dengan ibunya jadi dia teridentifikasi bahwa dia bernama Rocky Purmana bin Syafrizal Sani ," tuturnya.
Sebelumnya dikabarkan, per Minggu (12/9/2021), tim DVI Polri berhasil mengidentifikasi jenazah atas nama Hadi Wijoyo (39) bin Sri Tunjung Pamungkas, Rocky Purnama (28) bin Syafrizal Sani dan Pujiyono alias Destro (28) bin Mundori.
"Sampai hari ini tanggal 12 September 2021 tim DVI telah berhasil mengidentifikasi 10 jenazah tinggal sisa 31 jenazah," ucap Rusdi.
Berikut 10 nama korban yang telah berhasil teridentifikasi oleh jajaran Tim DVI Polri:
1. Rudhi alias Cangak bin Ong Eng Cue (43)
2. Diyan Adi Priyana bin Kholil (44)
3. Kusnadi bin Rauf (44)
4. Bustanil Arifin bin Arwani (50)
5. Alfin bin Marsum (23)
6. Mat Idris bin Abdrismon (29)
7. Ferdian Perdana bin Sukriadi (28).
8. Hadi Wijoyo bin Sri Tunjung Pamungkas (39).
9. Rocky Purnama bin Syafrizal Sani (28).
10. Pujiyono alias Destro bin Mundori (28).
Dalam proses identifikasi korban tewas tersebut tim dokter RS Polri Kramat Jati, menggunakan metode Disaster Victim Indentification (DVI).
DVI adalah metode identifikasi yang seringkali digunakan dalam kasus kecelakaan dengan jumlah korban banyak dan kondisi jenazah sukar dikenali secara umum.
Adapun prosesnya dengan cara membandingkan data antemortem yang merupakan data korban sebelum kematian, data didapat dari pihak keluarga dan rekan korban ini dibandingkan dengan post mortem.