Jadi Satpol PP Masih Honorer Berani Bawa Cewek ke Hotel

Jumat 10 Sep 2021, 07:43 WIB
Pernah lho dia diomeli istri habis-habisan, “Mentang-mentang ada sponsor, bawa cewek masuk hotel. Nggaya......!” (Kartunis/Nah Ini Dia/Poskota.co.id)

Pernah lho dia diomeli istri habis-habisan, “Mentang-mentang ada sponsor, bawa cewek masuk hotel. Nggaya......!” (Kartunis/Nah Ini Dia/Poskota.co.id)

HENDI, 35, terlalu pede jadi orang. Bekerja jadi Satpol PP saja masih honorer, kok berani-beraninya bawa cewek ke hotel.

Ternyata memang ada sponsornya. Namun demikian istri tidak terima, sehingga Hendi dilaporkan ke atasannya.

Resikonya, dia dipecat. Putus pekerjaan, putus pula hubungan asmaranya.

Lelaki tampan belum tentu tampan pula rejekinya. Kini banyak lelaki ganteng tapi kerjanya hanya petentang-petenteng doang. 

Sebaliknya lelaki yang jelek tampangnya malah rejekinya kinclong.

Maka dulu pelawak Benyamin S pernah bilang, “Biar gue tampang kampung, tapi rejeki kota. Ketimbang elu, tampang kota tapi rejekinya malah kampung!”

Hendi warga kota Surabaya, sekarang kena tohok ucapan Benyamin S tersebut.

Ditakdirkan berwajah ganteng, tapi nggak laku main sinetron, menggantikan Arya Saloka.

Jadi model iklan juga tidak pernah. Maklumlah, pendidikan Hendi memang juga tidak menunjang.

Jaman sekarang kok hanya lulusan SMA, padahal yang sarjana S1 saja banyak yang nganggur.

Untung ada kenalan di Pemkot Surabaya, sehingga Hendi dipekerjakan sebagai Satpol PP. Bukan PNS yang ber-NIP, tapi hanya pegawai honorer.

Itupun cukup lumayanlah, karena dia sudah punya tanggungan anak istri.

Kerjanya tiap hari Hendi ngudak-udak PKL yang dagang di luar tempat yang ditentukan.

Secara periodik juga diperbantukan untuk ikut operasi Pekat (penyakit masyarakat), yakni merazia hotel-hotel yang dijadikan arena mesum.

Di sinilah asal muasalnya Hendi terjebak pada jalan yang tidak lurus.

Terlalu sering merazia orang mesum, dia sendiri jadi pengin jadi praktisinya.

Kebetulan ada cewek yang naksir dirinya. Lupa bahwa di rumah sudah ada istri, dia pun kemudian meladeni hasrat wanita itu.

Tapi syaratnya, Hendi modal bonggol doang, sedangkan benggolnya ya si cewek itu sendiri.

Janda yang tergila-gila padanya itu bernama Weny, 29. Lumayan cantik sih, pantat tebel, kanthong juga tebel.

Walhasil setiap booking kamar hotel, yang membiayai ya Weny sendiri.

Istilah wayang kulitnya, Hendi tinggal mara njejak, karena semua akomodasi sudah ditanggung oleh Weny.

Ketika Hendi punya WIL, sebetulanya tak pernah mengganggu keuangan rumahtangganya.

Tapi namanya istri, mana mau cinta suami dibagi-bagi macam sembako Bansos.

Maka ketika jejak-jejak mesum suaminya mulai terdeteksi, dia mengingatkan Hendi agar jangan bermain api, bisa terbakar macam Lapas Tangerang nanti.

Dan sang istri tak mau rumahtangganya berantakan gara-gara ada orang ketiga.

Rupanya punya WIL pakai dana CSR itu asyik juga ya. Soalnya permainan penuh sensasi itu tanpa harus merogoh kantong, tapi Hendi bisa merogoh ke sana kemari.

Jadi jika harus menghentikan secara mendadak, wah berrrrrat Mas. Karena itulah segala larangan istri tak digubris.

Pernah lho dia diomeli istri habis-habisan, “Mentang-mentang ada sponsor, bawa cewek masuk hotel. Nggaya......!”

Karena suami makin nekad, terpaksa istri menghentikannya dengan cara lapor ke komandan Satpol PP di Pemkot.

Laporan itu ternyata benar. Mau tak mau Hendi ditindak, dalam arti dipecat dari pekerjaan yang masih honorer itu.

Sejak itulah Hendi kembali jadi penganggur, tiap hari hanya di rumah. Tapi istri malah tenang hatinya.

Kasihan, Hendi kena WFH tapi tak ada hubungannya dengan Covid-19. (GTS)

Berita Terkait

News Update