POSKOTA.CO.ID - Tak banyak kata yang terucap dari seorang Aldi, anak keempat Holiyah, ketika diminta menjelaskan duduk persoalan yang mengakibatkan mamahnya ditahan Polres Serang Kota atas dugaan pembunuhan suaminya, Asni.
Aldi yang saat ini masih duduk di sekolah kejuruan kelas XI hanya bisa berkata sesuai dengan keyakinannya sebagai seorang anak, bahwasannya ibunya tidak bersalah.
"Mamah itu sayang ama kita semua. Selama ini mamah sudah berjuang banyak mencari nafkah untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari kami, kebutuhan bapak juga yang sudah tidak bisa bekerja lagi," kata Aldi saat ditemui di sebelah rumahnya yang masih dibatasi oleh police line, Selasa (7/9/2021).
Tidak hanya itu, Aldi melanjutkan, mamah juga rela meninggalkan dirinya yang waktu itu masih kecil untuk bekerja di Arab Saudi selama delapan tahun.
Waktu yang cukup lama bagi Aldi untuk menunggu kehangatan pelukan seorang mamah secara langsung.
"Sampai saat ini, kami masih berkeyakinan mamah tidak membunuh bapak," tegasnya.
Apa yang dilakukan mamah saat itu, hanya mencoba membela diri dari kekerasan yang dilakukan oleh bapak.
Namun dalam prosesnya ternyata ada sedikit kebablasan, sehingga menyebabkan bapak meninggal.
"Ya, mungkin ini takdir dari gusti Allah atas perjalanan hidup bapak yang harus berakhir seperti ini," ucapnya.
Sebagai anak bungsu, Aldi mengaku tidak banyak mengetahui terkait persoalan yang menjerat mamahnya itu.
Terlebih ketiga kakaknya tidak banyak bercerita tentang kasus ini.
"Kakak-kakak saya sengaja tidak banyak bercerita, karena mereka ingin saya fokus belajar baik di sekolah maupun di pondok," ujarnya.
Akan tetapi berbagai dugaan dan prasangka orang-orang beberapa hari terakhir ini cukup mengganggu konsentrasi dirinya, sehingga mau tidak mau Aldi mencari tahu penyebab kematian bapaknya itu.
"Yang tahu, kan, hanya gusti Allah dan mamah seorang. Orang-orang mah ngomonginnya hanya katanya saja," ucapnya.
Dengan nada sedikit berat Aldi berharap kepada masyarakat agar mamahnya jangan dituduh sebagai pelaku pembunuhan bapaknya. Itu tidak benar.
"Kami semua kasihan sama mamah, tapi karena sudah ada yang melaporkan dan polisi langsung datang, dirinya tidak bisa berbuat banyak.
"Tapi mau gimana lagi. Pertama bapak pada saat itu belum dikubur, sedangkan mamah langsung dibawa ke Polres, sedangkan di luar sana sudah banyak yang meributkan.
"Siapa sih yang ga sedih ketika dilanda musibah seperti ini. Sudah mah bapak meninggal, mamah dibawa ke kantor polisi pula," ucapnya dengan terbata.
Namun semua itu terbentur dengan aturan yang ada di negara kita.
Kalau saja waktu itu tidak ada yang melaporkan, pasti tidak akan serumit ini persoalannya.
Saat ini, Aldi mengaku belum melakukan perundingan dengan ketiga kakaknya terkait tindaklanjut dari kasus ini.
Mungkin dalam waktu dekat hal itu akan dilakukan.
"Kami ingin mamah segera dibebaskan, tapi tidak tahu caranya bagaimana," ujarnya.
Untuk itu, jika ada pihak yang bisa membantu mamah dibebaskan, dirinya mengucapkan banyak terima kasih.
"Kami sangat berterima kasih kalau mamah dibantu untuk bebas," ucapnya.
Sementara itu kuasa hukum Holiyah, Panri Situmorang mengaku sikap pernyataan keluarga korban yang ingin membebaskan ibunya dari jeratan kasus ini bisa meringankan jeratan hukuman yang mengancam.
Untuk itu, dirinya meminta agar semua anak-anaknya sesegera mungkin untuk membuat pernyataan itu secara tertulis.
"Ini demi kebaikan semuanya," imbuhnya. (Kontributor Banten/Luthfillah)