JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan bahwa tahap awal baru diikuti 610 dari 10 ribu sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) di Jakarta.
Itu disampaikan Anies saat memberikan keterangan ketika mendampingi Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin meninjau pelaksanaan PTM di Jakarta, Rabu (8/9/2021).
"Jadi di DKI Jakarta pernah melakukan uji coba di bulan April-Juni, pada waktu itu 81 sekolah melewati 2 kali asesmen (penilaian) dinyatakan bisa menjadi tempat uji coba," terang Anies.
Dia menambahkan dari pengalaman itu, tidak ditemukan kasus penularan. "Ini pengalaman selama April, Mei dan Juni," papar Anies.
Anies menjelaskan uji coba kali ini baru menjalani 10 hari, sejauh ini alhamdulillah tidak ada kasus penularan Covid-19 yang terjadi, dan terus akan pantau pelaksanaan PTM ini.
"Seperti yang disampaikan Pak Wapres tadi, bahwa sekolah memantau mereka yang bisa masuk bila di rumahnya itu tidak ada yang kena Covid-19," utara Anies.
Ia menegaskan kemudian yang kedua bila anak-anak dslm dua hari berturut-turut tidak masuk sekolah, maka sekolah harus mencari tahu apa yang terjadi pada anak itu, bila ada kasus maka mereka otomatis tidak bisa masuk.
Anies juga mengungkapkan jumlah siswa yang ikut PTM tidak terlalu banyak, yaitu 50 persen, sehingga diharapkan memudahkan dalam sekolah memantau para siswa-siswi.
"Kita secara bertahap seluruh sistemnya belajar untuk mengendalikan penularan," Anies menjelaskan.
Seperti diketahui, Wapres KH Ma'ruf Amin meninjau pelaksanaan PTM di SD Tarakanita 5 di Jl. Pemuda No. 6, Rawamangun, Jakarta Timur; SPK SMAK Penabur di Jl. Boulevard Bukit Gading Raya Blok A5-A8, Kelapa Gading, Jakarta Utara; dan SMKN 19 Jakarta di Jl. Danau Limboto No.11, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
Dalam kesempatan itu, Wapres didampingi Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Jumeri;
Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati dan lainnya. (*)