Tangkal Varian Mu dengan Kekebalan Kelompok

Selasa 07 Sep 2021, 09:30 WIB
Menjalankan 5M tak lagi menjadi beban, tetapi sebuah kesadaran diri, tanpa sebuah paksaan. (Kartunis/Sental-Sentil/Poskota.co.id)

Menjalankan 5M tak lagi menjadi beban, tetapi sebuah kesadaran diri, tanpa sebuah paksaan. (Kartunis/Sental-Sentil/Poskota.co.id)

KASUS Covid- 19 di Indonesia terus melandai, justru di tengah kian dilonggarkannya pembatasan–pembatasan.

Sejak PPKM level 3 dan 2 diterapkan di sejumlah daerah di Pulau Jawa – Bali, akhir Agustus lalu, penambahan kasus positif harian secara bertahap terus menurun.

Kasus baru per Senin (6/9/2021) kembali menurun menjadi 4.413, sehari sebelumnya sebanyak 5.403 kasus.

Penurunan yang cukup drastis dari sebelumnya di atas 50 ribu, kini ribuan kasus per hari, dalam kurun waktu sebulan ini, membuat heran negara tetangga Malaysia, yang sekarang lagi melonjak di angka 20-an ribu kasus baru.

Lazimnya, pengetatan pembatasan ditingkatkan akan membuat kasus positif menurun, tetapi negeri kita, status PPKM diturunkan, kasus ikut menurun.

Ini prestasi yang harus disyukuri. Dari sisi lain, menjadi indikator bahwa tingkat kepatuhan masyarakat menjalankan protokol kesehatan semakin membaik.

Memakai masker, menjaga jarak aman,rajin mencuci tangan dengan sabun, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilitas sudah menjadi gaya hidup sehari – hari.

Menjalankan 5M tak lagi menjadi beban, tetapi sebuah kesadaran diri, tanpa sebuah paksaan.

Kita bisa saksikan setiap orang di lingkungan masing - masing begitu keluar pagar rumahnya, sudah memakai masker.

Ibu-ibu rumah tangga pergi ke pasar lingkungan tempat tinggalnya, baik berjalan kaki, naik sepeda atau sepeda motor sudah memakai masker.

Begitu pun mereka yang setiap hari berjemur di sekitar rumahnya, tetap memkai masker.

Kita bisa saksikan pula pengguna mobil pribadi, begitu keluar garasi, masker sudah terpasang rapi menutupi mulut dan hidungnya hingga selama dalam perjalanan.

Tak hanya satu masker yang dipakai, tetapi umumnya sudah dobel masker.

Kondisi ini pun kian memperlihatkan bahwa upaya mencegah penyebaran virus corona kian meningkat.

Belum lagi, antusiasme masyarakat untuk menerima vaksin. Tak jarang mereka yang terlewat jadwal vaksin dosis pertama maupun dosis kedua, memburunya ke sejumlah tempat yang menggelar vaksinasi secara gratis.

Sekarang untuk mendapatkan vaksin tidak sulit lagi dan tidak perlu berdesak-desakan karena program vaksinasi diselenggarakan merata hingga ke tingkat RW.

Kini, jumlah penerima vaksin sudah di atas 100 juta orang baik dosis pertama , kedua dan ketiga dari total target 208 juta orang.

Tingginya jumlah penerima vaksin ini pula yang ikut berkontribusi menekan laju penambahan kasus baru karena terbentuknya proses herd immunity (kekebalan kelompok).

Meski begitu, kita tak boleh abai membatasi mobilitas mengingat sejumlah negara lain sedang berjibaku melawan lonjakan kasus baru. Sebut saja Malaysia dan Filipina.

Membatasi mobilitas di tengah pelonggaran, hendaknya tetap dilakukan, mengingat dunia sedang dibayangi ancaman gelombang ketiga Covid-19 dan varian Mu yang sudah bermutasi di 40 negara.

Ingat varian Mu, yang konon kebal vaksin, sudah masuk Jepang dan Hong Kong. Yuk! Tangkal varian Mu dengan kekebalan kelompok. (Jokles)

Berita Terkait
News Update