Gawat, Komodo Terancam Punah, Masuk Daftar Merah IUCN

Selasa 07 Sep 2021, 15:13 WIB
Hewan endemik Indonesia bagian timur Komodo, diprediksi akan mengalami kepunahan akibat hilangnya habitat. (Foto/unsplashfreeimages)

Hewan endemik Indonesia bagian timur Komodo, diprediksi akan mengalami kepunahan akibat hilangnya habitat. (Foto/unsplashfreeimages)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - International Union for Conservation of Nature (IUCN) baru saja mengubah status populasi komodo dari hewan yang vulnerable (retan) menjadi endangered (terancam punah).

Status ini merupakan penurunan dalam “Daftar Merah” yang ditetapkan oleh IUCN.

Komodo terancam punah akibat krisis iklim yang terus menggerus habitatnya.

Hewan endemik Indonesia bagian timur ini tinggal di dataran dengan ketinggian tidak sampai 700 meter di atas permukaan laut.

Hewan ini pun tidak bisa hidup di dataran yang lebih dari habitatnya saat ini. Krisis iklim yang menyebabkan naiknya permukaan air laut pun mengancam keberadaan komodo. 

Habitatnya di tepi hutan dan sabana diprediksikan akan terus tenggelam dan akan berdampak pada total 30 persen habitatnya pada 45 tahun mendatang.

Pengumuman penurunan status hewan purba ini dilakukan dalam kongres konservasi IUCN di Marseille, Prancis.

Selain habitatnya yang semakin terkikis akibat krisis iklim, habitat komodo pun dipengaruhi oleh invasi manusia dan mengalami banyak perubahan akibat aktivitas manusia di sekitarnya.

Keberadaan manusia dan aktivitas manusia ini pun menyebabkan komodo mengalami penurunan kesehatan secara genetik dan menjadi lebih rentan.

Spesies biawak terbesar ini merupakan hewan endemik Indonesia dimana sebagian besarnya berada di Pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami yang berlokasi di Nusa Tenggara Timur

Mengutip dari media The Guardian seorang kurator vertebrata dan invertebrata di Kebun Binatang Chester Geardo Gracia mengatakan, “Hutan semakin sedikit dan menghilang akibat ulah manusia, selain itu banyak savana yang juga terdampak kebakaran. Sekarang banyak hewan yang habitatnya semakin kecil. Ditambah lagi akibat naiknya permukaan air laut.”

Berita Terkait
News Update