JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Mengikuti jejak Islandia dan Swiss, kini Skotlandia turut melakukan uji coba untuk memberlakukan 4 hari kerja kepada para karyawannya.
Pengurangan hari kerja ini dilakukan tanpa adanya pemotongan gaji dari para karyawan tersebut.
Pemerintah Skotlandia pun didesak untuk melakukan perpanjangan skema uji coba ini karena dinilai dapat berdampak positif pada kesejahteraan para pekerja.
Lembaga Think Tank Institute for Public Policy Research (IPPR) menemukan fakta hasil survei yang diikuti sekitar 2.200 pekerja usia 16 hingga 65.
Survei ini dilakukan untuk mengetahui apakah mengurangi jam kerja pekerja untuk upah yang sama dapat meningkatkan kesejahteraan dan mempersempit kesenjangan antar gender.
Sebanyak 85 persen responden setuju pemberlakuan 4 hari kerja akan memiliki pengaruh positif baik terhadap kesejahteraan diri maupun nasional.
Tidak hanya kesejahteraan, namun 65 persen responden juga setuju hal ini akan berdampak pada produktivitas ekonomi Skotlandia.
“Kami sedang mengajukan kepada Pemerintah Skotlandia untuk memperluas jangkauan dan sektor pekerjaan untuk disesuaikan dengan aksi yang lebih kuat dalam waktu yang tersedia,” tulis peneliti senior dari IPPR Rachel Statham melalui akun Twitter-nya yang dikutip oleh poskota.
Agar berjalan efektif, lembaga IPPR mengatakan perlu adanya perluasan sektor dalam skema uji coba pemberlakuan 4 hari kerja dalam satu minggu ini.
Sektor pekerja dengan upah lebih rendah juga perlu diikutsertakan dalam uji coba.
Akibat dari pandemi Covid-19, banyak terjadi perubahan dari pola bekerja para karyawan.
Beberapa sektor pekerjaan bahkan mengalami perubahan ke cara bekerja yang lebih fleksibel secara waktu dan juga tempat.
Hal ini pun menjadi faktor munculnya banyak ide kebijakan cara bekerja yang baru yang dapat menguntungkan pekerja dan juga perusahaan, salah satunya adalah kebijakan pemberlakuan 4 hari kerja di beberapa negara.
Kampanye 4 hari waktu kerja dalam satu minggu ini memiliki banyak keuntungan seperti mengatasi pengangguran, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan, bahkan berdampak positif terhadap krisis iklim.
Selain dilakukan di Skotlandia, negara Islandia, Swiss, Jepang, dan perusahaan Unilever di Selandia Baru. Beberapa negara yang melakukan skema uji coba ini dianggap berhasil dan berdampak pada kesejahteraan para pekerja. (nelsya namira putri)