ADVERTISEMENT

Gempa Megathrust Membayangi Warga Banten, Karena Tak Punya Sirine Peringatan Dini Tsunami, Hanya Andalkan Speaker Masjid

Jumat, 3 September 2021 15:43 WIB

Share
Kepala BPBD Lebak Febby Rizki Pratama. (foto: yusuf)
Kepala BPBD Lebak Febby Rizki Pratama. (foto: yusuf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

LEBAK, POSKOTA.CO.ID - Gempa Megathrust kini bak hantu yang tengah membayang-banyangi warga di wilayah Provinsi Banten.

Pasalnya, potensi gempa besar tersebut diprediksi akan menimbulkan tsunami besar dengan ketinggian hingga 20 meter lebih di pulau-pulau kecil yang berada di wilayah Banten Selatan.

Namun sangat disayangkan, Kabupaten Lebak yang disebut menjadi salah satu daerah yang terdampak dari gempa megathrust itu, hingga kini tidak mempunyai sirine peringatan dini tsunami di kawasan pesisir pantai Lebak bagian selatan.

Hal itu dibenarkan oleh Kepala BPBD Kabupaten Lebak, Febby Rizky Pratama.

Menurut dia, pihaknya sudah mengajukan pemasangan sirine peringatan tsunami diwilayah pesisir pantai Lebak bagian selatan, namun hingga kini ajuan itu belum dikabulkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Kita sekarang masih belum punya (Sirine peringatan tsunami,-red). Dulu sudah diajukan namun juga belum dikabulkan oleh BMKG," kata Febby kepada wartawan, Jum'at (3/9/2021).

Febby menerangkan, untuk peringatan dini tsunami sendiri kini pihaknya hanya mengandalkan speaker setiap masjid yang berada di kawasan perkampungan pesisir pantai. Namun, itu juga masih rencana.

Ia mengaku sudah melakukan koordinasi dengan pihak  Organisasi Radio Amatir Indonesia (Orari) dan juga Radio Antar Penduduk Indonesia (Rapi).

"Kita sudah komunikasi dengan BMKG dan alhamdulilah disetujui. Untuk lebih jauhnya secara teknis akan dilakukan oleh Orari dan Rapi," katanya.

Menurutnya,  dari segi biaya, pemanfaatan speaker masjid jauh lebih murah dibanding pengajuan sirine dari BMKG.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT