Dendam Pelakor Banyak Duit, Bayar Penculik Gebuki Orang. (Kartunis/Nah Ini Dia/Poskota.co.id)

Nah Ini Dia

Dendam Pelakor Banyak Duit, Bayar Penculik Gebuki Orang

Jumat 03 Sep 2021, 07:31 WIB

BANYAK duit miskin pacar, itulah nasib gadis Sandrina, 31, dari Jakarta.

Saking nggak lakunya suami orang pun direbutnya, sehingga sampai dilabrak istrinya di depan orangtua Sandrina.

Saking dendamnya, dia biayai penculik ke Makasar untuk beri pelajaran sang kekasih karena tak bisa didik istri.

Karena mengejar karier banyak wanita atau pria telat nikah. Di masa-masa kritis, ketika usianya sudah kepala tiga, para wanita tidak selektip lagi memilih jodoh.

Suami orang pun diembatnya, tak peduli disebut pelakor. Dia tak peduli lagi bahwa lelaki itu pada akhirnya akan menelantarkan keluarganya.

Yang penting dirinya bahagia, malam hari di rumah tak dingin-dingin amat.

Sandrina adalah pengusaha kafe di Jakarta, dalam usia kepala tiga belum juga punya suami. Orangtuanya sudah mendesak untuk segera menikah.

Menikah dengan siapa, wong pacar definitip juga belum punya. Sandrina tak mau menikah asal-asalan, hanya karena takut dilabeli perawan tua.

Dia tak mau suami yang hanya modal santun dan seiman, yang katanya bisa bikin maju ekonominya bahagia istrinya.

Dari sekian pelanggan kafenya, ada anak muda dari Makasar yang sering mampir ke kafenya. Namaya Dedy, 35.

Dia sering datang ke kafenya, dan larut malam baru pulang. Sandrina pun heran, orang ini kok nggak ada capeknya.

Jangan-jangan dia dapat pembagian multivitamin untuk anggota DPR. Rp2 miliar dibagi 575 anggota dewan kan masih sisa banyak tuh jika dibelikan B kompleks semua.

Saking sering dugem ke kafenya, Dedy – Sandrina jadi kenal baik, bahkan lama-lama pacaran.

Ketika Dedy mengaku terus terang sudah punya keluarga, mestinya Sandrina tak melayani sinyal-sinyal asmara yang dipancarkan pada dirinya.

Mestinya injek rem, eh.....malah digas tanpa bilang hup hup hup.........

Ternyata, sejak intim dengan Sandrina, Dedy jarang pulang ke keluarganya.

Soalnya ibarat termos minuman, buat apa harus ke Makasar, lha wong di Jakarta juga ada termos Sun Flower yang panasnya tahan seminggu.

Maklum, Dedy tahu sejauh itu, katena keduanya memang sering beradegan panas.

Namanya juga orang pacaran, kalau hanya sekedar pegang-pegang doang kok kurang afdol rasanya.

Lama-lama ulah Dedy tercium oleh istrinya di Makasar. Pantesan keluarga nggak diurus, karena di Jakarta punya gebedan baru.

Dia segera menyusul ke Jakarta, untuk melabrak Sandrina yang malakin suami orang. Bini Dedy ini langsung ke rumah Sandrina.

Tak peduli di depan orangtuanya, dia maki-maki wanita itu sebagai pelakor. “Jakarta kan banyak cowok, kenapa ngurung laki orang?” omel bini Dedy dan kemudian pergi.

Wah malu sekali Sandrina diomeli perempuan di depan orangtuanya.

Ini kan pembunuhan karakter. Maka dia segera kerahkan anak buahnya di kafe untuk melacak keberadaan Dedy yang sudah beberapa hari ini ngilang tak pernah ke kafenya.

Dasar dendamnya orang banyak duit, uang Rp 70 juta pun diserahkan untuk biaya operasional.

“Ini uang tunai, bukan sekedar nasi bungkus. Culik Dedy dan kasih pelajaran.” Ujar Sandrina beri komando.

Dengan bekal alamat Dedy di Makasar, anak buah Sandrina terbang ke Makasar.

Di sana tambah orang lagi, sehingga berjumlah 6 orang. Walhasil pacar Sandrina pun berhasil ditemukan. Pas naik taksi langsung dicegat.

Dengan mobil rental dia dibawa ke Gorontalo. Setelah diberi “pelajaran” barang sedikit  sampai benjol-benjol, Dedy dilempar di tempat sepi.

Dedy berhasil selamat ditolong orang, dan melaporlah ke polisi. Karena para penculiknya ngaku suruhan Sandrina, dengan mudah cewek pengusaha itu berhasil dibekuk.

Dia mengaku terus terang, “kasih pelajaran” pada Dedy karena tak bisa ngatur istrinya. Jauh-jauh ke Jakarta hanya mau permalukan orang.

Kasih pelajaran kok pukulan, bukannya buku-buku pelajaran. (GTS)

Tags:
sandrina otak penculikan suami orangperawan tuapengusaha cafesandrina pengusaha cafepelakorpelakor kelas kakappelakor jakartapelakor pemilik kafepenculikan

Administrator

Reporter

Administrator

Editor