ADVERTISEMENT

Siaga Satu! Covid-19 Varian C.1.2 Sudah Terdeteksi di Afrika Selatan, Bisa Menyerang Orang yang Sudah Divaksin?

Rabu, 1 September 2021 18:59 WIB

Share
Covid-19 Varian C.1.2 Mulai Muncul di Afrika Selatan (Foto: Stock Photo)
Covid-19 Varian C.1.2 Mulai Muncul di Afrika Selatan (Foto: Stock Photo)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Para ilmuwan di Afrika Selatan baru-baru ini mengumumkan telah menemukan varian baru Covid-19 yang bermutasi dengan sangat cepat dan ada kemungkinan bisa tetap menyerang manusia yang sudah divaksin.

Melansir dari laman The Indian Express, Institut Nasional yang mengkaji Penyakit Menular di Afrika Selatan menyatakan bahwa varian baru, C.1.2 pertama kali terdeteksi pada bulan Mei dan sekarang telah menyebar ke “sebagian besar provinsi di Afrika Selatan dan di tujuh negara lain yang mencakup Afrika, Eropa, Asia dan Oceania".

Varian tersebut telah menarik perhatian para ilmuwan karena kecepatan perubahannya yang cepat dan mutasi dalam genomnya yang mirip dengan yang terlihat pada banyak varian yang menjadi perhatian dan varian yang diminati, termasuk Delta.

Di mana varian C.1.2 pertama kali terdeteksi?

Menurut studi pra-cetak yang belum ditinjau sejawat, varian C.1.2 pertama kali terdeteksi di provinsi Mpumalanga dan Gauteng di Afrika Selatan pada Mei tahun ini. Pada bulan Juni, itu juga terdeteksi di provinsi KwaZulu-Natal dan Limpopo di Afrika Selatan serta di Inggris dan China.

Makalah tersebut menyatakan bahwa pada 13 Agustus, varian C.1.2 telah terdeteksi di enam provinsi Afrika Selatan (termasuk Eastern Cape dan Western Cape), Republik Demokratik Kongo, Mauritius, Selandia Baru, Portugal, dan Swiss.

Apa yang unik dari varian ini?

Studi ini menemukan bahwa C.1.2 telah “bermutasi secara substansial” dibandingkan dengan varian C.1, yang merupakan salah satu garis keturunan dominan selama lonjakan infeksi selama gelombang pertama di Afrika Selatan.

Yang membedakan varian C.1.2 dari strain Covid-19 lainnya adalah kecepatan mutasinya.

Studi ini menemukan bahwa C.1.2 mengalami 41,8 mutasi per tahun, yang “sekitar 1,7 kali lipat lebih cepat dari tingkat global saat ini dan 1,8 kali lipat lebih cepat dari perkiraan awal evolusi SARS-CoV-2”.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT