Operator KWK Sebut Pernyataan PSI Tanpa Didukung Data Valid Terkait Mahalnya Pengadaan Mikro Trans

Selasa 31 Agu 2021, 21:08 WIB
Armada bus kecil atau mikro trans dari operator KWK pengadaannya disebut kemahalan. (ist)

Armada bus kecil atau mikro trans dari operator KWK pengadaannya disebut kemahalan. (ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Operator Koperasi Wahana Kalpika (KWK) merespon keras kritikan anggota DPRD DKI Jakarta dari PSI, Eneng Milianasari terkait pernyataannya yang menyebutkan mahalnya pengadaan bus kecil ber-AC atau Mikro Trans. 

Penyataan keras disampaikan Bendahara Umum KWK, M Sitohang.

Ia menilai pernyataan dewan tersebut tidak didukung oleh data yang valid, sehingga hanya membuat gaduh di masyarakat serta 11 operator peserta lelang E-Katalog.

"Politisi seharusnya tidak menyampaikan pernyataan yang berpotensi mengundang polemik di masyarakat," ujar M Sitohang kepada wartawan di kawasan Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (31/8/2021).

Pengadaan armada bus kecil ber-AC telah dibahas secara mendalam oleh pokja.

"Pengadaan bus kecil ber-AC ini program unggulan Pemprov DKI karena salah satu hasil survei internasional menyebutkan bahwa polusi udara di Jakarta yang diakibatkan kendaraan, terburuk di dunia," paparnya.

Kemudian dalam rangka meningkatkan animo masyarakat kelas menengah pengguna mobil pribadi ke armada bus kecil AC serta mengurangi polusi udara di Ibu Kota.

"Jadi, pengadaan armada bus kecil ber AC atau Metro Trans ini sudah tepat. Juga telah dilelang, dan pemenangnya 11 operator yang memenuhi persyaratan secara profesional dan prosedural BPPBJ, Pemprov DKI juga telah menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)," ucapnya.

Wakil Ketua KWK H Tahir Tanyo menambahkan, lelang E Katalog sudah dilaksanakan, namun belum ada Surat Keputusan (SK) dari Dinas Perhubungan dan PT Transjakarta.

"Sebab, para operator pemenang lelang masih mengkaji secara mendalam karena nilai investasinya tinggi. Untuk unit bus kecil ber AC dari Suzuki sebesar Rp 280.325 juta, nilai angsuran Rp5.450.850 selama 5 tahun, biaya pemeliharaan Rp4 jutaan per bulannya. Jadi kami berat sekali," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi B DPRD DKI H, Taufik Azhar menyanyangkan kritikan rekannya, anggota Komisi B Eneng Milianasari.

"Kritikan teman saya, Eneng Milianasari hanya berdasar pencariaan browsing di google. Bukan data yang valid, sehingga bisa menimbukan interprestasi masyarakat. Karena nilai pengadaan 3000 armada Metro Trans Bus Kecil Ber -AC mencapai Rp1 triliun lebih. Ini yang sama sekali tidak masuk akal," paparnya.

Sebelumnya, anggota DPRD DKI Jakarta Enang Milianasari, mempertanyakan proyek pengadaan unit armada bus kecil ber-AC yang terintegrasi dengan Jak Lingko karena dinilai terlalu mahal.

Eneng mengatakan mahalnya program bus kecil ber-AC bisa terlihat dari E-Katalog LKPP yang memuat harga rata-rata jasa angkot ber-AC sebesar Rp5.339 per kilometer untuk jarak tempuh 180 kilometer per hari dan Rp5.826 per kilometer untuk jarak tempuh 200 kilometer per hari.

Eneng mengatakan, setiap hari PT Transjakarta berpotensi membayar tiap angkot sebesar Rp Rp1.048.640 untuk jarak tempuh 180 kilometer dan Rp1.067.833 untuk jarak tempuh 200 kilometer.

"Mobilnya pakai Daihatsu Granmax dan Suzuki Carry tapi biayanya lebih dari Rp 1 juta per hari, rasanya kok tidak logis. Sebagai perbandingan, sewa mobil Kijang Innova termasuk sopir dan BBM biasanya tidak sampai Rp1 juta per hari," ucapnya.

"Padahal harga beli mobil, fitur, dan konsumsi BBM Kijang Innova jauh di atas Daihatsu Granmax dan Suzuki Carry," pungkasnya. (deny)

News Update