LEBAK, POSKOTA.CO.ID - Pandemi Covid-19 yang mengganas telah membuat banyak orang berguguran.
Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kominfo Lebak, pertanggal 29 Agustus 2021 kemarin, angka kematian karena Covid-19 mencapai 207 orang.
Angka tersebut terbilang banyak setelah gelombang covid-19 di Bumi Multatuli pada bulan Juni-Juli 2021 lalu mengganas.
Bahkan, kini ratusan anak di Kabupaten Lebak kini berstatus yatim dan piatu.
Mereka diketahui telah ditinggalkan oleh orang tuanya yang meninggal dunia usai terpapar Covid-19.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Lebak, Eka Darmana Putra membenarkan hal tersebut.
Katanya, sebanyak 114 anak di Lebak kini berstatus yatim dan piatu, sehingga kini mereka terpaksa harus bertahan hidup dengan hanya satu atau tidak sama sekali orang tua.
"Benar, itu info dari kasi dan informasi Dinsos Lebak yang merupakan hasil rekapitulasi data selama pandemi Covid-19 ini," katanya saat dihubungi, Senin (30/8/2021).
Pihaknya saat ini masih terus melakukan pendataan terhadap anak-anak yang ditinggal oleh orangtuanya lantaran meninggal dunia akibat Covid-19.
Dinsos juga tidak akan mendiamkan para anak dengan berbagai rentan usia itu menghadapi kehidupan sendiri.
Eka menegaskan, pihaknya memastikan para anak yatim dan piatu itu akan mendapatkan bantuan bantuan baik dari program Kementrian Sosial (Kemensos) maupun dari Pemerintah Kabupaten Lebak melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
"Para anak itu akan kita ajukan untuk mendapatkan bantuan dari Kemensos, dan tentunya kondisi sang anak akan terus diperhatikan melalui pendamping sosial setempat," tegasnya.
Adapun bantua yang dimaksud Eka adalah bantuan program atensi dari Kemensos.
Yang mana siap anak akan mendapatkan bantuan seniali Rp200 ribu hingga Rp300 ribu perbulannya.
"Kita akan coba usulkan berapa jumlah anak-anak yang ditinggalkan orangtuanya. Kita akan usulkan ke Kemensos supaya tahun depan dapat program atensi berupa kartu Bansos senilai 200 ribu per bulan bagi yang belum sekolah dan 300 ribu per bulan bagi mereka yang sudah sekolah," pungkasnya. (kontributor banten/yusuf permana)