Tim Robotik Perempuan Afghanistan Berhasil Dievakuasi

Kamis 26 Agu 2021, 16:59 WIB
Tim robotik perempuan Afghanistan berhasil dievakuasi ke Mexico dan Qatar. (Foto/fb@afghangirlsroboticsteam)

Tim robotik perempuan Afghanistan berhasil dievakuasi ke Mexico dan Qatar. (Foto/fb@afghangirlsroboticsteam)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Setelah dikuasai oleh Taliban dan membuat nasib masyarakat tak menentu, tim robotik perempuan Afghanistan berhasil dievakuasi.

Tim robotik perempuan asal Afghanistan ini berhasil mendarat di Mexico pada Selasa 24 Agustus 2021.

Wakil Menteri Luar Negeri Mexico Martha Delgado menyapa dan menyambut hangat kedatangan mereka melalui press conference di bandara Mexico City.

Setelah Taliban berhasil menguasai Kabul, Afghanistan, Pemerintah Mexico berjanji untuk membantu anak-anak dan perempuan Afghan.

Melalui bantuan Guillermo Puente Ordorica, Perwakilan Mexico di Iran, mereka tengah memproses pendaftaran bagi pengungsi Afghan, terutama anak-anak dan perempuan. 

Sebagian anggota tim robotik lainnya berhasil dievakuasi ke Qatar setelah beberapa kali penerbangan mereka dibatalkan.

Kedatangan tim ini dikonfirmasi oleh Kementerian Luar Negeri Qatar pada tanggal 20 Agustus lalu.

Tim robotik perempuan ini pada awalnya hanya terdiri dari 6 orang yang dijuluki “Afghan Dreamers”. Melalui ajang kompetisi robotik internasional di Washington pada 2017, para perempuan asal Afghan ini mampu menunjukan kemampuannya kepada dunia.

Demi alasan keamanan, dilansir dari The Washington Post, pihak dari tim tersebut tidak akan memberitahu media baik lokasi evakuasi, nama, umur, dan berapa jumlah anggota tim yang berhasil dievakuasi.

Elizabeth Schaeffer Brown, seorang penasihat dari Digital CItizen Fund yang berlokasi di New York,  mereka akan segera mengadakan penggalangan dana untuk  dapat mendanai edukasi para anak-anak Afghan ini.

Perjalanan mereka untuk dapat tampil di kompetisi itu dengan robot buatan mereka cukup sulit, dimana Afghan Dreamers harus rela melakukan perjalanan dari rumah mereka di Harat menuju kedutaan di Kabul yang berjarak 500 mil.

Sesampainya di kedutaan kota Kabul, visa mereka sempak ditolak.

Tidak hanya itu, beberapa bulan sebelum kompetisi robot buatan mereka pun sempat disita oleh pemerintah Afghanistan.

Tim robotik ini terdiri dari perempuan berbagai usia, dengan usia termuda 14 tahun.

Selain kompetisi di Washington, mereka juga menjadi sorotan setelah memenangkan kompetisi pada bulan Maret lalu dengan membuat ventilator berbiaya murah dan sumber terbuka.

Pasca kekuasaan jatuh di tangan Taliban, para masyarakat Afghan berada di bawah masa depan yang tidak pasti.

Pada kekuasaan Taliban di tahun 1996 hingga 2001, mereka melarang perempuan untuk mendapatkan edukasi dan merampas hak-hak asasi manusia lainnya.

Masyarakat Afghan kini kembali merasa tertekan dan berbondong-bondong memilih untuk melarikan diri dari negara tersebut, terutama para anak-anak dan perempuan.

Bayang-bayang kekuasaan Taliban di masa lalu masih menghantui mereka hingga saat ini. (nelsya namira putri)

Berita Terkait

News Update