Sedangkan pada tank AMX 13 APC pengangkut personel pemasangan remote control weapon system laras kanon ukuran sedang, serta senjata anti tank, maka modernisasi akan menjadikan tank AMX 13 milik TNI AD ini memiliki daya jelajah dan manuver darat yang optimal, mampu melaksanakan perang modern siang atau malam serta dapat mengantisipasi serangan darat dan udara.
"Selain itu dengan dukungan sistem informasi logistik serta bila memiliki ketersediaan suku cadang maka akan menjamin penggunaan tank ini sampai dengan 15 tahun ke depan," tandasnya.
Tank Harimau
Fahmi mengungkapkan, tank AMX-13 ini sesuai rencananya akan diganti dengan Tank Harimau yang diproduksi Pindad yang merupakan hasil kerja sama dengan Turki. Namun yang menjadi masalah, kapasitas produksi Pindad akan memakan waktu yang sangat lama untuk dapat mengganti sepenuhnya.
"Untuk menjaga kekuatan, saya kira retrofit dan modernisasi juga tetap perlu dilakukan pada tank AMX-13 yang ada, agar lifetime-nya bisa diperpanjang sekitar 10-15 tahun sehingga selama tank pengganti belum tersedia sepenuhnya, kekuatan dan kemampuan tempur kavaleri kita tidak berkurang," tegasnya.
Fahmi mengakui, di tengah pademi Covid-19 yang tidak kunjung berakhir serta terbatasnya anggaran pertahanan Indonesia dibandingkan negara-negara lain, maka modernisasi tank AMX 13 ini menjadi langkah efisien dan efektif dalam menjaga performa TNI menjaga kedaulatan bangsa dan negara.
"Si vis pacem, para bellum". Berharap damai, bersiaga perang adalah ungkapan yang umum digunakan di mana kekuatan militer yang memadai akan menjamin negara- negara lain untuk menghormati negara yang bersangkutan serta tidak berupaya untuk melakukan penyerangan.
"Jadi rencana modernisasi dan penguatan TNI adalah suatu keharusan yang berkesinambungan, akan lebih baik bila TNI memiliki kemampuan yang terjaga untuk mengatasi segala ancaman terhadap kedaulatan negara Republik Indonesia," paparnya. (*/ys)