Dari bagian depan, ia mengganti dan menyematkan garpu depan dengan model yang jauh lebih modern.
Setelah itu Pierre langsung mengganti kedua rodanya dengan pelek jari-jari Derbi, yang dibalut dengan ban khusus flat track.
Nggak berhenti sampai di situ, lirik ke bagian belakang, Pierre mencopot arm bawaan dengan menggantinya dari produk Savanna Racing. Kini, sasis belakang sudah jauh lebih baik.
Selanjutnya, ia pun mengaplikasikan suspensi belakang dengan produk baru, sebagai penyempurna kaki-kaki di area belakang.
Ubahan yang nggak kalah penting yakni soal pengereman motor ini.
Lantaran konsep yang diusung oleh Pierre adalah motor bergaya flat track, maka Honda Dax ini hanya memakai rem cakram depan saja.
Lanjut, kini yang dioprek oleh Pierre adalah area mesin, di mana ia melakukan engine swap berkapasitas 190cc 4-katup dari Daytona.
Kalau dilihat dari mesin, memang gak ada nyangka kalau mesinnya kini sudah 190cc, lho! (Foto/pipeburn.com)
Jadi, mesinnya ini racikan dari aftermarket brand, Daytona, bermesin tidur sesuai dengan identitas bawaan motor.
Hanya saja, secara performa, motor ini jelas sekarang jauh lebih bertenaga dan layak untuk bermain flat track di sirkuit khususnya.
Kemudian, untuk menyesuaikan kebutuhan mesinnya, Pierre mengawinkannya dengan karburator OKO dengan pod filter.
Selain itu, untuk menyalurkan akhir tenaga motor ini, knalpot dari Yoshimura tipe karbon menjadi andalan Pierre untuk Honda Dax ini. Wah, gila banget ini, sih!
Rangka T yang kini cukup melegenda bagi pencinta motor bebek Honda model lawas. (Foto/pipeburn.com)
Terakhir, finishing-nya nih! Untuk hasil akhirnya Pierre tampaknya menyukai hal-hal yang unik.
