JADI janda di usia muda memang tidak enak, sehingga Ny. Narsih, 35, dari Muara Enim (Sumsel) ini kegatelan melulu. Celakanya, dia tak cari Kalpanax atau salep 88, tapi malah jadi pelakor.
Istri Janad, 40, pun marah, sehingga ributlah. Karena Narsih ngeyel, akhirnya ditikam Ny. Ayik, 35, dan wasalam di tempat.
Jadi janda dalam usia 60 tahun ke atas, lebih nyaman ketimbang hidup menjanda dalam usia 40 tahun ke bawah.
Bayangkan, di kala sedang hot-hotnya kok ditinggalkan suami baik akibat perceraian atapun ditinggal mati.
Status janda memang tidak enak, tapi wanita tak bisa menghindari kecuali keburu meninggal lebih dulu. Giliran suami yang tersiksa tentunya, karena tiap malam juga bakal kedinginan.
Nasib malang itu dialami Ny. Narsih warga Lembak, Muara Enim. Dia bercerai dari suaminya akibat alasan klasik di masa pandemi, yakni suami kehilangan pekerjaan.
Sejak suami jadi penganggur, yang cari nafkah justru Narsih, sementara suami hanya petentang-petenteng menikmati penganggurannya.
Malam-malam bergadang, padahal sudah dilarang Rhoma Irama, kecuali ada perlunya.
Capek kasih makan suami nganggur, digugatlah suami ke Pengadilan Agama dan tanpa menunggu lama dia sudah memperoleh status baru, janda muda.
Dia pikir dalam waktu cepat pasti akan dapat pengganti. Ternyata tidak, hingga beberapa bulan lamanya tetap ngejomblo padahal badan kadung krik-krikan bin kegatelan.
Kalau mau nyalon Kepala Daerah, pasang baliho ke mana-mana itu wajar. Lha kalau hanya cari suami baru kok sampai pasang baliho atau bilboard, kan nggak etis.