Denny menyebutkan, dari modal sebesar Rp198 juta per hektare itu dalam jangka waktu 18 bulan itu bisa menghasilkan panen senilai Rp840 juta hasil dari penjualan umbi plus buahnya (katak). Bahkan, kalau harga lagi bagus itu dalam 1 hektare lahan porang bisa menghasilkan panen mencapai Rp1 miliar.
Khusus pengembalian kredit, Denny mengaku pihaknya menentukan berdasarkan siklus tanaman. Namun, dengan estimasi yang berkaitan dengan iklim, cuaca, masa panen, dan masa penjualan, jangka waktu pengembalian kredit itu ditentukan selama 24 bulan.
Denny optimistis, pengembalian kredit berjalan lancar. Tahun lalu, KUR dari kementerian yang dicairkan bank bjb sebesar Rp700 miliar. Alhamdulillah, dengan pola kemitraan, NPL-nya 0 persen.
“Kami menjaga flow-nya. Dengan pola kemitraan, setiap petani, offtaker, dan bank bjb bisa maju berkembang bersama-sama,” ucapnya. (toga)