Dear Pemkot Bekasi, PPKM Diperpanjang, Sejumlah Pedagang Keluhkan Bantuan Sosial Tak Kunjung Datang!

Rabu 18 Agu 2021, 01:43 WIB
Fakhri dan gerobak Vermak Levisnya yang berada di mulut jalan, jalan Duta Harapan, Harapan Baru, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi Selasa (17/08/2021). (Foto/Ihsan)

Fakhri dan gerobak Vermak Levisnya yang berada di mulut jalan, jalan Duta Harapan, Harapan Baru, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi Selasa (17/08/2021). (Foto/Ihsan)

BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Pemerintah resmi memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali hingga 23 Agustus 2021. 

Keputusan ini berlaku bagi daerah yang menerapkan PPKM level 4, 3, dan 2.

Keputusan tersebut disampaikan oleh Luhut Binsar Pandjaitan, sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, dalam paparannya yang digelar secara virtual, Senin (16/08/2021) lalu.

Menyikapi hal tersebut, sejumlah pedagang yang berjualan di wilayah Kota Bekasi, meringis karena semenjak PPKM tak mendapat bantuan sama sekali.

Hal itu dituturkan oleh, Fakhri (23). Sebagai penawar jasa vermak Levis yang mulai buka sejak pukul 08.00 Pagi hingga 21.00 malam, di perumahan Duta Harapan, Harapan Baru, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.

Fakhri merupakan warga Karawang, akan tetapi ia sudah tinggal lama di Bekasi karena sang istri tinggal di wilayah Bekasi.

Sehari-harinya, Fakhri duduk dan menunggu adanya para warga yang ingin meminta dirapihkan jahitan pakaiannya atau memotong bahan yang kurang ideal.

"Biar nunggu begini, kadang saya juga keliling, soalnya yang saya tawarkan jasa potong baju keliling (Vermak Levis)," ujar Fakhri.

Fakhri telah lama melakukan usaha menjual jasa Vermak Levis, yaitu selama tiga tahun.

Namun baginya kini, mencari uang sangatlah susah karena efek Covid-19 yang masih melanda Indonesia, khsusunya di Bekasi.

"Sejak pandemi, semakin sulit saya cari uang, sekarang mau dapetin yang 50 ribu aja susahnya minta ampun," keluh Fakhri

Ia mengungkapkan, bahwa penghasilan sebagai Vermak Levis paling besar 150 ribu, itupun didapat ketika hari raya idul Fitri.

Bagi Fakhri mengenai adanya perpanjangan PPKM hingga tanggal 23 Agustus membuat ia semakin cemas.

Sebab, belum tahu harus usaha apalagi di tengah krisis ini. 

Terlebih ia sama sekali tak mendapat bantuan sosial dari instansi manapun.

"Iya tau diperpanjang PPKM itu, makin susah aja dah saya, mau diapain lagi yak, bantuan sosial sejak Covid-19 juga belum pernah dapet," ungkap Fakhri.

Fakhri mengatakan bahwa salah satu usaha agar ia dan istrinya tetap berusaha melawan pandemi dengan cara terus berjualan jasa Vermak levisnya, biarpun hanya mendapatkan sedikit uang.

Derita Fakhri ternyata dirasakan oleh penjual buah yang tak jauh mungkin sekitar 150 meter dari lokasi jasa Vermak levis milik Fakhri, ia adalah Asep (30).

Asep merupakan pedagang buah yang sudah empat tahun berjalan. 

Asep berjualan ditemani oleh sang Istri, ia mulai buka kios sejak pukul 09.00 pagi hingga 21.00 malam.

Senada dengan Fakhri, Asep yang kini hanya menyetok buah Pisang, dari sebelumnya berjualan macam jenis buah mulai mengalami krisis omzet.

Bagaiamana tidak, sebelum Covid 19 melanda, toko buah Asep penuh dengan berbagai macam Buah. 

Tetapi kini dia hanya bertahan dengan jualan Pisang dan omzetnya turun 70 persen.

"Dua tahun terakhir ini sangat parah, saya sebenarnya bukan penjual pisang Sunpride aja, tapi berbagai macam buah. Tapi pas Covid yaudah tuh merembet saya gak ada pembeli," ujar Asep.

Asep pun mengatakan, bahwa perpanjangan PPKM darurat ini semakin membuatnya sulit. 

Lanjutnya, ia kini hanya mengeluarkan 3 atau lima dus pisang Sunpride dari yang sebelumnya 8 dus Sundpride.

Pisang Sunpride yang ia jual cukup bervariasi, yaitu dimulai harga Rp13 ribu hingga Rp16 ribu per kilonya.

"Satu dus itu kami paling untung 50 ribu, bahkan pernah cuma dapet 30 ribu sehari saat beberapa bulan terakhir," ucap Asep.

Asep kembali menyampaikan bahwa ia juga belum pernah mendapatkan bantuan sosial dari manapun.

"Pernah beberapa bulan lalu, ada tuh bantuan dari UMKM, kan, tapi mana saya gak nerima juga. Tolonglah Pemerintah ini memperhatikan kami," keluh Asep yang juga memiliki hobi pencak silat.

"Kami sebenarnya tidak mengharapkan sesuatu, tapi tolonglah kebijakan pemerintah melihat kondisi kami, kembalikan regulasi seperti semula, sekarang semua jaga jarak, sampe dompet pun 'jaga jarak'," ujar Asep sambil tertawa. 

Berita Terkait
News Update