Veteran di Kota Serang Kurang Mendapat Perhatian Pemerintah

Selasa 17 Agu 2021, 03:09 WIB
Duljamil, pejuang yang mempertahankan kemerdekaan RI. (Foto/luthfi) 

Duljamil, pejuang yang mempertahankan kemerdekaan RI. (Foto/luthfi) 

SERANG, POSKOTA.CO.ID - Nasib Veteran atau pejuang kemerdekaan di Kota Serang mengaku kurang mendapat perhatian dari pemerintah. 

Padahal sewaktu berjuang di medan peperangan dulu, nyawa mereka menjadi taruhan demi memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia (RI). 

Duljamil, pejuang yang mempertahankan kemerdekaan RI saat ditemui di kediamannya, lingkungan Cikentang, Kelurahan Saya, Kecamatan Taktakan,  Kota Serang, Senin 16 Agustus 2021, ini mengaku sampai saat ini tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah. 

"Hanya kemarin saja saya dapat bantuan beras 10 kg dari TNI, selebihnya tidak pernah," ujarnya. 

Pria usia 95 tahun ini melanjutkan, saat ini ia hanya mengandalkan uang pensiunan dari pemerintah setiap bulannya. 

"Termasuk untuk seragam yang kami kenakan setiap momen-momen tertentu juga itu beli sendiri, bukan dari pemerintah," ucapnya. 

Untuk menutupi kebutuhan sehari-harinya, Duljamil mengandalkan dari bantuan kedelapan anak-anaknya yang sebagian besar sudah berkeluarga. 

"Saat ini mereka masih tinggal bersama saya, meskipun ada yang di rumah sendiri tapi deket," ucapnya. 

Diakui Duljamil, jumlah veteran yang saat ini masih hidup di wilayah Taktakan tidak lebih dari 20 orang, dari jumlah awal yang mencapai puluhan bahkan ratusan. 

"Daerah Taktakan, terutama Sayar ini dulu sempat dijadikan markas besar untuk latihan para veteran ketika menghadapi agresi militer sekitar tahun 1940-an," jelasnya. 

Ketika itu, ceritanya, pasukan Belanda yang berada di alun-alun Serang sudah mulai melakukan serangan kepada para pejuang pribumi yang bermarkas di sekitar Kaujon, Kota Serang. 

"Atas perintah komandan, pada saat itu ada sekitar 6 batalion yang diperintahkan untuk menepi ke pegunungan Sayar, untuk mengatur strategi lanjutan. Setiap batalion terdiri dari 60 pasukan," ucapnya. 

Di pegunungan Sayar inilah dirinya dilatih kecakapan berperang, menggunakan senjata sampai mengatur strategi perang menghadapi Belanda. 

"Makanya di atas gunung sana ada tugu pahlawan 45, karena dulu daerah sini sempat menjadi pusat latihan para pejuang," ungkapnya. 

Namun sayangnya, lanjutnya, ketika kondisi sudah mulai stabil dan aman, dirinya tidak bisa melanjutkan untuk bergabung bersama TNI bersama rekan-rekannya yang lain karena sakit. 

"Namun untuk SK veterannya saya sudah dapat dari Kementrian Pertahanan langsung berikut dengan tunjangan setiap bulannya," pungkasnya. 

Di momen menjelang HUT RI ini ia berharap, pemerintah bisa lebih menghargai lagi pengorbanan yang telah dilakukan oleh pejuang veteran ini. 

Dirinya bersama ratusan veteran yang sebagian besar sudah meninggal dulu berjuang berdarah-darah demi mempertahankan kemerdekaan RI. 

"Sekarang ini pemerintah hanya tinggal meneruskan perjuangan kami dahulu, tapi sebaiknya kami juga harus tetap diperhatikan," harapnya. (luthfillah) 

.
 

Berita Terkait
News Update