Geger di India, Gadis Sembilan Tahun Diperkosa Pendeta Cs Lalu Dibunuh dan Dikremasi Secara Paksa

Kamis 05 Agu 2021, 01:35 WIB
Keluarga gadis itu, bersama dengan komunitas Dalit dan aktivis lainnya, berkemah di jalan di lingkungan Nangal, New Delhi, menuntut keadilan. (foto: Zafar Aafaq/Al Jazeera)

Keluarga gadis itu, bersama dengan komunitas Dalit dan aktivis lainnya, berkemah di jalan di lingkungan Nangal, New Delhi, menuntut keadilan. (foto: Zafar Aafaq/Al Jazeera)

Ibu gadis itu mengatakan Radhey Shyam, pendeta berusia 55 tahun, mengatakan kepadanya bahwa putrinya meninggal karena tersengat listrik saat mengisi air.

“Tapi saya merasa dia berbohong,” katanya kepada Al Jazeera. Dia bersikeras melihat tubuh putrinya.

“Dia terbaring tak bernyawa,” kenang sang ibu, suaranya pecah. "Ada memar di tubuhnya, wajahnya pucat dan pakaiannya basah."

Sementara itu, pendeta dan rekan-rekannya mengunci gerbang krematorium dan secara paksa mengkremasi tubuh gadis itu, meskipun ada protes dari ibu yang tak berdaya.

Polisi Menahan
Begitu berita tentang kejadian itu menyebar, ayah gadis itu dan tetangga mereka bergegas ke krematorium. Mereka menangkap pendeta dan tiga orang lainnya, yang menurut laporan media setempat, mengaku memperkosa gadis muda itu.

Polisi tiba beberapa saat kemudian dan menahan tersangka. Kasus pemerkosaan beramai-ramai, pembunuhan dan pelanggaran seksual terhadap seorang anak telah didaftarkan terhadap para tersangka, sementara krematorium telah disegel.

Sejak Minggu, ratusan demonstran turun ke jalan di New Delhi, menuntut hukuman mati bagi empat pria yang dituduh melakukan kejahatan itu.

Keluarga gadis itu dan penduduk Nangal telah memblokir jalan raya di luar markas tentara di daerah tersebut.

Protes kemungkinan akan meningkat di seluruh negeri, dengan beberapa kelompok Dalit mengumumkan demonstrasi menentang kekejaman yang dihadapi masyarakat, khususnya perempuan Dalit.

“Ini bukan insiden yang terisolasi. Hanya saja hal itu terungkap. Kekerasan seksual terhadap perempuan, terutama mereka yang berasal dari kelas terbelakang, adalah hal biasa di negara ini dan mereka harus berjuang keras untuk mendapatkan keadilan,” kata aktivis hak-hak perempuan yang berbasis di New Delhi, Suman Dixit, yang bergabung dengan keluarga tersebut sebagai protes, kepada Al Jazeera. (*)

Berita Terkait
News Update