Boleh Kumpul, Asal Tak Lebih 2 Orang

Jumat 23 Jul 2021, 09:30 WIB
Karikatur: Boleh Kumpul, Asal Tak Lebih 2 Orang. (Kartunis/Poskota.co.id)

Karikatur: Boleh Kumpul, Asal Tak Lebih 2 Orang. (Kartunis/Poskota.co.id)

Sering dikatakan disiplin adalah kunci kemajuan dan meraih sukses. Dalam lingkup yang lebih luas lagi, tingkat kedisiplinan masyarakat akan menjadi penentu kemajuan bangsa. Negara maju di dunia, karena tingkat disiplin warganya sangat tinggi. Sebut saja yang negara tetangga kita Singapura, Jepang dan Korea Selatan.

Begitu pun di era pandemi sekarang ini. Dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi dari warganya pula, sebuah negara lebih mudah mengendalikan penyebaran Covid-19 melalui kebijakan yang diberlakukan.

Pada masyarakat yang terbiasa memiliki disiplin tinggi, kebijakan terkait pembatasan – pembatasan, lazimnya akan lebih mudah dipatuhi.

Jepang misalnya sekarang sedang menerapkan Darurat Tokyo mulai 12 Juli hingga 22 Agustus menyusul kenaikan kasus positif  yang cukup siginifikan dari sebelumnya.

Menurut sejumlah sumber, pada Selasa (20/07/2021) Tokyo mencatat

1.387 kasus baru, meningkat dua kali lipat dalam seminggu terakhir, 830 kasus.

Total kasus Covid-19 di Jepang yang berpenduduk 126,3 juta hingga kemarin tercatat 840.000 kasus, sembuh 801.000 orang, meninggal 15.026 orang.

Menyikapi situasi Covid-19, apalagi negara ini menjadi tuan rumah Olimpiade Tokyo mulai 23 Juli sampai 8 Agustus 2021, maka pembatasan – pembatasan dilakukan. Aktivitas masyarakat dibatasi dan diperketat

Begitu juga Singapura kian memperketat pembatasan baru selama sebulan mulai 22 Juli hingga 18 Agustus 2021.

Kebijakan yang disebut Fase II  (Peringatan Tertinggi), termasuk melarang kegiatan makan di restoran, membatasi jumlah maksimum orang yang diizinkan berkumpul dari sebelumnya maksimal 5 orang, kini menjadi 2 orang.

Tak hanya ketat, juga tegas dalam memberi sanksi kepada para pelanggar protokol kesehatan, siapa pun dia.

Pesan umum yang disampaikan kepada warganya adalah tetap di rumah dan minimalkan gerakan dan interaksi sosial sebanyak mungkin. Maknanya warga diminta tetap tinggal di rumah, tidak melakukan aktivitas keluar rumah.

Kasus Covid di Singapura yang berpenduduk 5,704 juta jiwa itu hingga kemarin totalnya 63.440, sembuh 62.543, meninggal sebanyak 36 orang.

Yang tak kalah pentingnya adalah memperbanyak testing dan melacak kontak erat pasien Covid. Ini menjadi penting karena dengan melacak orang – orang yang telah berinteraksi dengan warga yang terinfeksi dapat menelusuri sejauh mana potensi penularan telah berkembang.

Selain, tentunya segera mencegah terjadinya penularan terhadap warga yang telah berinteraksi dengan pasien Covid-19. Ini yang disebut tracing.

Pola penanganan pandemi di kedua negara yang disebutkan tadi, tak jauh berbeda dengan negera kita. Beda nama kebijakan, tetapi tujuan yang hendak dicapai adalah menekan angka penularan sekecil mungkin melalui pembatasan – pembatasan aktivitas masyarakat, baik di bidang sosial, ekonomi dan budaya.

Dengan membatasi mobilitas dan pergerakan masyarakat, diharapkan tidak lagi ada aktivitas yang menimbulkan kerumunan dan kumpul-kumpul yang  berpotensi terjadinya penularan.

Boleh berkumpul asal tidak lebih dari 2 orang seperti diterapkan di Singapura adalah upaya untuk lebih meningkatkan disiplin protokol kesehatan, menjauhi kerumunan. (Jokles)

News Update