JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Beredar sebuah pesan singkat yang mengkaitkan seorang ahli virus Prancis Luc Montagnier dimana ia mengklaim bahwa semua orang yang divaksinasi akan mati dalam 2 tahun kemudian karena peningkatan yang bergantung pada antibodi.
Dr. Rohini Karandikar, seorang penulis sains di Journal of Visualized Experiments (JoVE) dan anggota tim Respons Ilmuwan India terhadap Covid-19, membeberkan fakta yang sebenarnya dari pesan singkat tersebut.
Sebuah pesan WhatsApp yang kabarnya dibuat oleh seorang ahli virus asal Prancis, Luc Montagnier telah 'disebarluaskan berkali-kali' di aplikasi WhatsApp.
Pesan singkat itu berisi sebagai beirkut:

Pesan viral itu lebih lanjut mengklaim bahwa banyak ahli epidemiologi tahu tentang ancaman yang ditimbulkan oleh peningkatan yang bergantung pada antibodi (ADE), tetapi dunia seakan "bungkam" tentang hal itu.
ADE (Antibody-Dependent Enhancement) adalah fenomena yang mungkin terjadi pada pemberian antibodi (vaksin atau antibodi lain) berupa reaksi yang memperkuat infeksi sehingga terjadinya suatu kejadian imunopatologis yang berat.
Menanggapi klaim ini, Biro Informasi Pers (PIB) dan Polisi Assam turun tangan ke Twitter dan Facebook (masing-masing) untuk mengatakan bahwa penerusan WhatsApp adalah berita palsu. Laporan menunjukkan bahwa Luc Montagnier dikenal karena sikap anti-vaksinnya.
Banyak dokter dan ilmuwan datang ke Twitter untuk membantah klaim dalam pesan viral dan video yang beredar.
Meski sudah diperiksa faktanya, klaim tersebut terus menyebar luas, menimbulkan ketakutan akan kematian akibat ADE. Orang-orang bertanya apakah para ahli epidemiologi dan ilmuwan berusaha menyembunyikannya.
Fakta dari pesan singkat itu apakah benar atau salah, jawabannya adalah dengan tegas 'SALAH'! Vaksin SARS-CoV-2 telah diuji untuk ADE pada model hewan dan tidak ada tes yang menunjukkan bukti bisa terjadi infeksi berat pada manusia.
Hanya setelah memastikan keamanan vaksin dalam penelitian pada hewan, uji coba pada manusia dilakukan. ADE tidak diamati dalam uji klinis mana pun, juga tidak dilaporkan setelah adanya peluncuran vaksin. (cr03)