Senada dengan Lina (38), calon penumpang lainnya, yang gagal naik bus Transjakarta lantaran tak memiliki STRP.
Lina yang berprofesi sebagai petugas kebersihan itu mengaku tidak mengetahui aturan baru tersebut.
“Saya kan enggak tahu, jadi saya enggak punya. Enggak bawa apa-apa, baru lihat tulisannya tadi tuh di sana,” ucapnya.
Lina yang hendak pulang seusai bekerja di kawasan Kota Tua pun, terpaksa memilih angkutan umum lain agar bisa sampai ke rumahnya.
Dengan begitu, Lina harus merogoh kocek lebih dalam untuk dapat pulang ke rumahnya lantaran tak bisa naik bus Transjakarta.
“Saya naik angkot saja lah. Kalau Transjakarta kan langsung, kalau angkot turun lagi, nyambung lagi,” kata Lina.
Lina pun berniat mengurus STRP esok hari agar dapat menaiki Transjakarta yang biayanya lebih murah dibanding angkutan umum lainnya.
“Ya mau enggak mau bikin STRP. Biar gampang saja pulang begitu. Terus bisa berangkat naik Transjakarta,” pungkasnya. (yono)