JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Tahlilan dan Yasinan wafatnya H. Harmoko dipimpin oleh KH Rosyidin Ali Said, pimpinan Pesantren Modern Al Barokah, Nganjuk, Jatim.
Acara diawali dengan pemutaran slide show foto-foto kegiatan di Pondok Pesantren Al Baroqah.
"Pondok pesantren didirikan Bapak tahun 1993 di Nganjuk tidak jauh dari tempat tinggal orang tua Bapak. Bakti Bapak terhadap orang tua beliau diwujudkan dengan berusaha meningkatkan kualitas pendidikan berbasis Islam melalui pembangunan pesantren di daerah kelahiran Bapak," ungkap Azisoko dalam tahlil virtual, Kamis (9/7/2021).
Tahlilan ini diikuti oleh ratusan peserta secara virtual.
Seperti hari-hari sebelumnya, sejumlah tokoh hadir. Di antaranya Komjen (pur) Dr. Ito Sumardi, Prof. Rahadi Ramelan, Hendardji Supandi, Gemala Hatta, Halida Hatta, Mien Uno dan lainnya.
Makna Musibah
Setelah pembacaan Surah Yasin dan doa, Prof. KH Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal, menyampakan tausiah.
Malam tadi tema yang disampaikan adalah soal makna di balik musibah, semua yang hadir khusuk mendengarkan.
KH Nasaruddin menguraikan, manusia jangan berburuk sangka dengan musibah yang diberikan oleh Allah. Ada dua kejadian yang diberikan Allah kepada manusia, yaitu musibah dan azab. Teyapi keduanya berbeda.
"Musibah adalah surat cinta dari Allah. Musibah membawa hikmah, tapi azab tidak membawa hikmah," ungkap KH Nasruddin.
Kematian adalah termasuk musibah yang banyak hikmahnya. Sakit juga musibah yang menjadi ujian dan pencuci dosa. Imam besar Masjid Istiqlal ini mengingatkan ada orang yang bergelimang harta, tidak pernah sakit, lancar bermaksiat dan tidak pernah kena musibah.
"Hati-hati. Ini adalah Istidraj," kata KH Nasaruddin.
Ulama besar ini menyebut H. Harmoko adalah contoh istimewa sosok yang sabar menjalani musibah. Tersenyum ketika menghadapi musibah dan sabar menjalani penyakitnya. H. Harmoko juga tidak pernah menyakiti ataupun mengeluarkan statemen yang menyinggung orang lain ketika memasuki pensiun.
"Almarhum sibuk membuat amal jariah, membangun mesjid, membangun pesantren di mana-mana. Masya Allah...," ucap KH Nasaruddin.
Di akhir tausyiah, KH Nasaruddin memimpin doa untuk almarhum H. Harmoko.
Acara ditutup dengan ucapan terimakasih kepada hadirin, disampaikan oleh Azisoko Harmoko dan ibundanya, Ny. Sri Romadhiyati Harmoko.
Tahlilan hari ke-7 akan diselenggrakan hari ini, juga secara virtual. (irda)