PAK HARMOKO, Mau Jadi Ahli Politik

Selasa 06 Jul 2021, 10:17 WIB
Bapak H. Harmoko, Pendiri Poskota. (foto: ist)

Bapak H. Harmoko, Pendiri Poskota. (foto: ist)

Ruang sidang MPR seketika bergemuruh oleh tepuk tangan.  Bagi orang yang sering mengeluarkan pernyataan normatif, permainan semantik dan diksi sedemikian rupa dari Pak Harmoko menjadi terdengar impresif.

Sekaligus sangat mengena, karena saat itu krisis dalam negeri mulai terasa badainya. Karena itulah, berbeda dengan kelaziman 'yang satu bertepuk, yang lain pun ikut' pada masa tersebut, riuh tepukan anggota MPR/DPR pada momen sidang itu terkesan begitu spontan. 

Pemandangan dahsyat itu berubah tajam sekian bulan kemudian. Sekelompok tokoh nasional menyambangi sang Ketua MPR di kantornya, gedung kura-kura.

Laiknya situasi domestik pada masa itu, wajah Pak Harmoko pun tampak tegang saat berhadapan dengan tamu-tamunya. Terlebih saat Adnan Buyung Nasution menggunakan sapaan 'Dik Harmoko', saya yang sedang menonton tivi sambil berbaring di kos-kosan Miliran Jogja seketika bangkit. Terperanjat. Jam pasir kian menyusut, batin saya.

Era berganti. Pada resepsi pernikahan putri Pak Umar Shihab di Balai Sudirman, saya mendampingi ayah saya naik ke atas panggung untuk menyalami kedua mempelai dan orang tua mereka.

Karena barisan tamu lumayan rapat, tangan saya sedikit menahan langkah orang yang berdiri di belakang ayah saya. Orang itu berhenti. Saya alihkan pandangan ke wajahnya.

Ternyata Pak Harmoko. Sepersekian detik setelah beradu pandang, ia sunggingkan senyumnya sambil mengirim gestur mempersilakan kami untuk maju.

Saya tengok ke kiri kanannya, tidak ada ajudan. Ia masuk ke dalam barisan tamu biasa. Pastinya, Pak Harmoko tidak harus menunggu petunjuk dari siapa pun untuk menjadi orang yang biasa-biasa saja seperti saya.


Di mana?

Sekitar satu bulan lalu, tak ada angin tak ada hujan, terbit keinginan untuk melihat-lihat rekaman berita tempo doeloe khusus tentang Pak Harmoko. Catatan-catatannya terbit berkala di Pos Kota. Tapi selain itu, di mana bapak ini sekarang, hati saya bertanya-tanya. 

Deretan panjang video terpajang di Youtube setelah saya masukkan kata kunci "Harmoko". Salah satunya adalah momen ketika Pak Harmoko bercakap-cakap dengan seorang petani.

Persis suasana batin saya sekian puluh tahun silam, seketika saya terkesima lagi oleh kedahsyatan orang ini dalam berkomunikasi.

Berita Terkait
News Update