"Memang kuota vaksinasi dibatasi per hari, 500 untuk warga Kecamatan Ciracas, 300 untuk warga Kramat Jati, dan 200 warga Kecamatan Pasar Rebo. Tapi ini karena kita mempertimbangkan beban kerja tenaga kesehatan yang bertugas," ujarnya.
Mamad menuturkan para tenaga kesehatan yang bertugas sebagai tim vaksinator, sudah berupaya keras memenuhi antusiasme warga mengikuti vaksinasi Covid-19 di GOR Ciracas.
Pasalnya, selama ini mereka bekerja dari Senin hingga Jumat dan hari Minggu mereka juga kembali melayani warga.
"Kalau libur sehari kan wajar, enggak mungkin kita paksa orang terus bekerja. Beban kerja tenaga kesehatan di masa pandemi Covid-19 ini tinggi, mereka juga butuh istirahat. Kasihan mereka," tuturnya.
Ditambahkan Camat, pelayanan vaksin yang diberikan kecamatan Ciracas bukan hanya di GOR Ciracas, pasalnya di Cibubur Junction, SDN 08 Susukan, SDN 13 Ciracas, juga disiapkan.
Lalu RSUD Ciracas, Puskesmas Kecamatan Ciracas, dan lokasi lain yang disediakan Satgas Covid-19 Kecamatan Ciracas guna memudahkan warga menjangkau sentra vaksinasi.
"Jadi tidak perlu berebut nomor antrean, kalau pun di GOR Ciracas penuh bisa ke lokasi lain. Kalau semua warga dilayani bisa sampai malam vaksinasi enggak selesai," lanjut Mamad.
Sebelumnya diberitakan, Vaksinasi massal Covid-19 yang digelar Pemkot Jakarta Timur di Gelanggang Olahraga (GOR) Ciracas, Kecamatan Ciracas pada Selasa (29/6) nyaris ricuh.
Pasalnya, ratusan warga yang datang saling berebut untuk mendapatkan nomor antrian demi mendapatkan suntikan vaksin sebagai kekebalan tubuh.
Babinsa Kelurahan Ciracas, Peltu Sukimin mengatakan, kericuhan nyaris terjadi akibat banyak warga yang datang ke GOR Ciracas.
Pada saat itu, mereka tidak kebagian nomor urut karena banyaknya jumlah peserta yang akan di vaksin.
"Kejadiannya sekitara pukul 06.00 WIB. Saat itu kuota nomor urut antrean sudah sampai 300, sementara warga yang datang masih banyak," katanya. (ifand)