KISAH soal insyaf banyak diceritakan apa itu melalui tulisan, cerita sinetron dan film. Ada ‘Koboy Insyaf’, yang diperankan Benyamin S. dan disutradarai Syamsul Fuad. Seperti cerita Benyamin yang lain, pastinya ya kocak lah. Cerita yang juga menghibur penonton TV, ada berjudul ‘Preman Insyaf’.
Banyak kisah kehidupan orang yang semula penuh dengan kekeliruan, lalu kembali ke normal. Insyaf. Katakan, mereka dulu preman, bergelimang dengan kejahatan, hidup amburadul. Tapi kemudian berbalik seratus delapan puluh derajat, meninggalkan apa yang pernah dilakukan. Keluar dari dunia hitam, dan sudah dia lupakan.
Kisah seorang aktor senior dari satu negeri, ia jatuh bangun bukan karena kariernya atau tak laku dalam peran, bukan itu. Tapi karena ulahnya sendiri, dan terjebak narkoba. Sampai dua kali harus kejeblos di tempat yang sama. Dia harus malu pada keledai, karena kata pepapah, ‘keledai nggak akan jatuh atau terperosok di tempat yang sama’. Eh, dia malah mengulangi hal yang sama, asyik-asyik dengan narkoba.
Bukan dia saja sih, ada beberapa artis yang bolak balik begitu. Nggak usah disebut namanya dan dari aliran apa, yang jelas masyarakat luas tahu deh,siapa mereka!
Nah, kembali pada sang aktor senior, dia kini ingin hidup normal. Oleh sebab itu apa yang selama ini ia lupakan, seperti membaca Alquran, kini dia geluti lagi. Dibaca dan direnungkan maknanya. Kembali ke jalan Tuhan. Solat tentu saja, meyembah Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dia mencari kebenaran dan ketenangan. Hidup yang dulu sempat nggak jelas, salah arah, kini mulai diluruskan lagi.
Bukan mau menggurui orang untuk insyaf. Tapi, bolehlah kalau saja ini sebagai nasihat bagi mereka yang salah jalan. Buru-buru insyaf dan menyesal. Biarlah orang ada yang bilang, dia itu dulu preman, sekarang sudah insyaf. Jadilah dia disebut preman insyaf.
Bagus jadi preman insyaf, dari yang nggak baik jadi baik. Daripada terbalik, orang baik jadi jahat? Misalnya, dulu ustaz, sekarang jadi preman? Nggak usah, ya!
Begitulah penyesalan yang segera diatasi dengan hati jernih. Bahkan bukan sekadar meyesal tapi insyaf, seinsyaf insyafnya. Lalu berubahlah kelakuan yang sebelumnya bengkok langsung secara pelahan diluruskan.
Sudahlah menyesal sekarang, jangan sampai telat. Karena sadar dan insyaf itu indah,lho! (massoes)