ADVERTISEMENT
Sabtu, 19 Juni 2021 17:47 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal ini terjadi karena muncul ide dan gagasan dari berbagai kalangan agar Presiden Joko Widodo bisa melanjutkan masa jabatannya bersama Prabowo Subianto untuk mencegah polarisasi ekstrim.
"Ini dimulai dari Februari-Maret lalu. Ide dilontarkan di berbagai media massa maupun media sosial. Karena ide itu harus punya kaki berupa organisasi agar bisa disebarkan di seluruh Indonesia. Duet Jokowi - Prabowo diambil karena dinilai bisa menyatukan masyarakat yang terbelah dan terpolarisasi akibat Pilkada 2017. Solusinya menggabungkan representasi dua tokoh terkuat di Indonesia, yakni Jokowi dan Prabowo," ujar Qodari dalam webinar.
Adanya statemen Presiden Jokowi yang menyatakan, untuk menolak wacana tiga periode tersebut, Qodari menilai hal itu sebagai ungkapan normatif.
Pasalnya, saat ini kontitusi atau UUD negara tidak membenarkan jabatan tiga periode akan tetapi jika nantinya ada perubahan UUD, ia meyakini Presiden Jokowi tidak akan menolak wacana tersebut.
"Saya kira Pak Jokowi tidak akan bisa menolak apalagi kalau parpol PDI Perjuangan minta dia untuk maju. Kalau PDI Perjuangan mau menang lagi lebih aman dan pasti jika Pak Jokowi ketimbang simulasi dan kombinasi lainnya," katanya. (*)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT