JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Warga Kelurahan Ciracas, Jakarta Timur, diimbau tetap mewaspadai ancaman penularan demam berdarah dengeu (DBD) selama pandemi Covid-19. Pasalnya, di dua RW di RW 06 dan RW 03 Ciracas sendiri, terdapat delapan orang warga yang terjangkit DBD akibat gigitan nyamuk aedes aegypti.
Lurah Ciracas, Rikia Marwan mengatakan, dalam beberapa waktu terakhir tercatat kenaikan kasus DBD di sejumlah permukiman warga. Hingga kini tercatat ada enam orang warga di RW 06 yang terjangkit demam berdarah sehingga harus dilakukan penanganan ekstra.
"Di RW 06 ada enam orang, di RT 02 sekarang tercatat ada dua kasus DBD, di RT 10 ada tiga kasus, dan di RT 12 ada satu kasus. Makannya kita imbau warga melakukan 3M," katanya, Minggu (30/5/2021).
Lalu di permukiman warga RW 03 yang wilayahnya berbatasan dengan RW 06 hingga kini tercatat dua kasus DBD berdasar hasil penyelidikan epidemiologi Puskesmas Kelurahan Ciracas. Sehingga pihaknya pun langsung melakukan fogging atau pengasapan di permukiman warga RW 06 guna memberangus jentik aedes aegypti.
"Untuk kasus DBD di RW 03 lokasinya bukan di RT 06 yang sekarang memberlakukan mikiro lockdown karena Covid-19. Berbeda RT, lokasinya jauh. Tapi kami tetap antisipasi agar kasus tidak meluas," ujarnya.
Rikia menambahkan, pihaknya mengimbau warga rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), yakni menguras tempat penampungan air, mengubur barang bekas, dan menutup tempat penampungan air. Dan untuk fogging bukan termasuk langkah pencegahan DBD karena dilakukan setelah ditemukan adanya kasus warga positif terjangkit DBD, dan ditemukan jentik aedes aegypti.
"Untuk warga yang terpapar DBD dipantau pihak Puskesmas Kelurahan Ciracas, kalau dari pemeriksaan dinyatakan harus dirawat di RS langsung dirujuk," tukasnya. (ifand)