CIPAYUNG, POSKOTA.CO.ID - Wilayah Jakarta Timur (Jaktim) menjadi daerah kelima dengan jumlah kasus warga terjangkit demam berdarah dengeu (DBD) tertinggi se-Indonesia.
Pada tahun ini, sebanyak 464 warganya terjangkit DBD akibat digigit nyamuk aedes aegypti.
Kasudin Kesehatan Jakarta Timur, Indra Setiawan memberi penjelasan, di wilayahnya memang terjadi lonjakan kasus.
Selain masalah Covid-19, warga juga banyak yang terjangkit DBD dalam beberapa waktu terakhir.
"Kalau melihat dari geografinya dan riwayat-riwayat kasus DBD sebelumnya, memang di Jakarta Timur pertama padat penduduk dan banyak daerah yang sulit dilakukan PSN," katanya, Rabu (04/08/2021).
Tingginya warga yang terjangkit DBD itu sendiri juga terlihat dari data Kementerian Kesehatan hingga pekan ke-25 pada tahun 2021.
Jakarta Timur menjadi kota/kabupaten urutan kelima dengan jumlah kasus DBD paling tinggi se-Indonesia.
Angkanya mencapai 464 kasus, posisinya di bawah Kota Bekasi dengan 796 kasus, Kabupaten Buleleng sebanyak 770 kasus, Kota Kupang sebanyak 511 kasus, dan Kabupaten Karawang 494 kasus.
Atas kondisi itu, kata Indra, pihaknya juga terus menggiatkan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) guna mencegah DBD terkendala.
Namun para kader juru pemantau jentik nyamuk (Jumantik) di masing-masing RT/RW, sulit melakukan PSN menyeluruh, sementara kesadaran warga melakukan PSN mandiri hingga kini masih minim.
"Makanya ini jadi PR (pekerjaan rumah) kita bersama, apalagi di saat pandemi seperti ini. Kami sangat berharap bahwa warga mau menjadi Jumantik mandiri di tempatnya masing-masing," ujarnya.