Megawati Belum Akan Umumkan Capres Dalam Waktu Dekat, Ganjar Pranowo Tetap Punya Peluang
JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Soal calon presiden (capres) 2021 dari PDIP, menurut pengamat politik dari Undip Semarang Teguh Yuwono, keputusan akhir PDIP tergantung pada Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri, bukan PDIP Jateng.
Dan dia meyakini, Megawati tak akan mengumumkan capres kadernya dalam waktu dekat, namun pada saat menjelang Hari H, seperti tradisi-tradisi sebelumnya. Demikian pernyataan Teguh Yuwono saat berbincang dengan Poskota.co.id.
Dalam hal ini, Teguh Yuwono menyatakan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tetap memiliki peluang maju ke Pilpres 2024,
Meskipun Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pemenangan Pemilu sekaligus Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng, Bambang Wuryanto mem-bully Ganjar karena dinilai terlalu berambisi maju nyapres sehingga meninggalkan norma kepartaian.
''Soal pernyataan Pak Bambang Pacul kan baru di level internal partai, bukan sebuah keputusan akhir partai. Jadi tetap ada jalanlah bagi Pak Ganjar. Sampai sekarang Bu Mega kan tak mengeluarkan statement apa-apa soal siapa kadernya, apakah itu Pak Ganjar atau orang lain di Pilpres 2024 nanti. Kita tunggu saja, ini akan terus bergulir. Tapi feeling saya, PDIP akan last time dalam mengumumkan calonnya,'' ujar Teguh di Semarang, Senin (24/05/2021).
Elektabilitas Tinggi
Teguh pun memprediksi, sebagai kader partai yang loyal, Ganjar tak akan menerima pinangan dari partai lain jika pada titik paling ekstrem tak diusung oleh PDIP untuk nyapres 2024.
Walaupun elektabilitas tinggi, dia tetap akan menghormati partai yang telah membesarkannya.
''Kalau melihat karakter kader-kader PDIP yang begitu lokal kepada Soekarno, yang begitu loyal kepada Megawati saya kira agak sulit Ganjar Pranowo menerima pinangan partai lain untuk nyapres. Dia tetap akan loyal kepada partai yang membesarkannya yaitu PDIP,'' tambahnya.
Dan sampai sekarang pun, kata dia, Ganjar belum memberikan pernyataan resmi maju jadi calon presiden.
Satu hal yang perlu ditekankan dan digarisbawahi bahwa yang mengajukan capres itu partai politik bukan pada sosok Ganjar.
''Dulu kita lihat kemenangan Ganjar menjadi Gubernur di periode pertama bukan karena Ganjar tapi mesin partai politik PDIP yang bagus di Jawa Tengah. Waktu itu orang mengatakan siapapun yang maju dari PDIP mesti menang. Itu terbukti Bibit Waluyo di periode kedua juga kalah,'' ujarnya.
Ditambahkan Teguh, Pilpres sesungguhnya adalah kombinasi partai dan kandidat yang berjalan bareng.
Faktor figur kandidat dan faktor partai pengusung berkontribusi besar terhadap kemenangan calon. Modal menang bukan hanya sekadar calon populer tapi partai mana yang mengusung.
''Karena partai itu biasanya solid dia punya elemen, dia punya makanisme kerja sampai tingkat desa. Dia punya instrumen politik hingga tingkat desa. Jadi tak bisa dipisahkan antara kandidat sama partai, itu harus terintegrasi untuk pemilihan presiden,'' imbuhnya. (**)