Ini terasa kalau dibandingkan dengan Arsenal saat ditangani Arsene Wenger yang banyak umpan pendek. Dibumbui rivalitas pelatih, maka pertemuan kedua tim akan menjadi kontras yang seru.
Itu sekilas gambaran gaya sepak bola Inggris dan masuknya pelatih-pelatih asing. Pada kenyataanya, publik Ingggris tak hirau lagi soal menghilangnya gaya permainan kick and rush.
Mereka hanya mengharapkan tim pujaannya berprestasi sebaik-baiknya. Pada kenyataanya, prestasi itu juga datang dari pelatih asih, seperti yang diraih Manchester City, pertama kali meraih trofi Liga Primer di bawah pelatih Italia Roberto Mancini.
Ditreruskan belakangan di bawah pelatih asal Spanyol, Pep Guardiola. Pelatih ini bahkan membawa City ke final Liga Champions, selangkah lagi juara kalau mengalahkan Chelsea, yang melangkah ke final juga karena pelatih asing.
Mungkinkah hanya pelatih asing yang bisa mengangkat prestasi klub Liga Primer? Kalau berkaca kepada pelatih TImnas Inggris, yakni Gareth Southgate, hasilnya juga tidak mengecewakan. Bahkan boleh dibilang bagus.
Di bawah kepelatihan Gareth Southgate. TImnas Inggris berhasil menempati urutan ke-4 Piala Dunia 2018 di Moskwa. (win)